Lung cancer merupakan penyebab utama kematian di kalangan AI/AN, dengan insiden yang tinggi dan akses yang rendah terhadap layanan pencegahan. Penelitian oleh Dr. Matthew Triplette dan tim menggali hambatan dan pendorong partisipasi di Seattle, menemukan kurangnya kesadaran dan akses sebagai masalah utama. Hasil menunjukkan perlunya intervensi peka budaya dan layanan navigasi pasien.
Lung cancer adalah penyebab utama kematian terkait kanker di kalangan individu Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska (AI/AN), di mana insiden penyakit ini lebih tinggi dibandingkan kelompok ras dan etnis lainnya di AS. Meskipun insiden kanker paru-paru di masyarakat umum secara umum menurun, AI/AN terus mengalami angka yang lambat untuk menurun, terutama di Plains Utara, Plains Selatan, Alaska, dan Pantai Pasifik.
AI/AN menghadapi banyak tantangan dalam mengakses layanan pencegahan, termasuk skrining kanker paru-paru dan program berhenti merokok. Skrining kanker paru-paru dengan CT scan dosis rendah dapat menurunkan angka kematian hingga 20% bila digabungkan dengan upaya berhenti merokok. Namun, tingkat partisipasi dalam skrining masih rendah di kalangan AI/AN, dengan faktor sosial seperti akses kesehatan dan ketidakpercayaan medis menjadi penyebabnya.
Studi terbaru oleh Dr. Matthew Triplette dan rekan-rekan di Preventive Medicine Report mengeksplorasi hambatan dan faktor pendorong partisipasi AI/AN dalam perawatan pencegahan kanker paru-paru, termasuk skrining dan program berhenti merokok. Penelitian ini penting karena menunjukkan tantangan unik yang dihadapi AI/AN di lingkungan perkotaan, di mana akses ke layanan kesehatan yang sesuai budaya sering terbatas.
Menggunakan pendekatan campuran yang melibatkan diskusi kualitatif dan survei kuantitatif di Seattle, para peneliti melibatkan peserta AI/AN yang berusia 40 tahun ke atas dengan riwayat merokok lebih dari 10 tahun. Pengumpulan data mencakup survei tentang demografi, riwayat penggunaan tembakau, dan sikap terhadap skrining, serta wawancara dan kelompok fokus untuk mendapatkan wawasan lebih dalam tentang pengalaman peserta.
Studi ini menemukan bahwa kurangnya kesadaran terhadap skrining kanker paru-paru merupakan hambatan utama. Banyak peserta yang tidak mengetahui tentang skrining dan menganggapnya sebagai pencitraan diagnostik untuk gejala pernapasan. Hambatan lain termasuk akses yang sulit ke layanan kesehatan dan ketakutan akan diagnosis kanker.
Meskipun ada hambatan tersebut, peserta menunjukkan minat pada intervensi kesehatan yang disesuaikan dengan budaya mereka. Banyak yang lebih memilih program yang dirancang untuk AI/AN, percaya bahwa hal ini akan meningkatkan keterlibatan mereka dalam perawatan pencegahan. Penelitian juga menekankan pentingnya memasukkan elemen budaya AI/AN dalam pendidikan dan pengiriman layanan kesehatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya program pencegahan kanker paru-paru yang peka terhadap budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan AI/AN. Intervensi perlu mengatasi hambatan logistik dan kepercayaan medis, serta kompleksitas emosional terkait penggunaan tembakau. Layanan navigasi pasien bisa sangat efektif dalam membantu individu mengatasi tantangan dalam mengakses perawatan.
Kanker paru-paru adalah masalah kesehatan serius di kalangan komunitas AI/AN, dengan tingkat insiden yang tinggi dan rendahnya akses terhadap layanan pencegahan. Faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya berkontribusi terhadap tantangan ini, termasuk stigma berdasarkan pengalaman diskriminasi dalam sistem kesehatan. Meningkatkan pemahaman tentang perilaku merokok dan mengembangkan intervensi yang sesuai budaya diharapkan bisa meningkatkan partisipasi dalam layanan kesehatan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa layanan kesehatan yang peka budaya penting dalam menarik partisipasi kelompok minoritas. Dalam konteks AI/AN, memahami kebutuhan spesifik, misalnya melalui pendekatan partisipatif, dapat berkontribusi pada keberhasilan program pencegahan kanker paru-paru.
Studi ini menunjukkan bahwa intervensi kesehatan yang peka budaya sangat penting bagi AI/AN untuk meningkatkan akses mereka ke skrining kanker paru-paru dan program berhenti merokok. Ada kebutuhan untuk mengatasi hambatan sosial, logistik, dan kepercayaan medis yang menghalangi partisipasi. Melibatkan komunitas dalam pengembangan program pencegahan bisa meningkatkan hasil kesehatan dan partisipasi dalam layanan ini.
Sumber Asli: www.fredhutch.org