Media Sosial: Janji dan Risiko dalam Pencegahan Kanker Kulit

Sebuah studi menemukan bahwa media sosial dapat meningkatkan kesadaran kanker kulit tetapi juga memicu perilaku tanning berbahaya. Kampanye interaktif berhasil lebih baik dalam melibatkan pengguna dan mendorong tindakan pencegahan. Peneliti mencatat bahwa meskipun banyak yang fokus pada kanker kulit, masih ada ruang untuk penelitian lebih jauh mengenai kesehatan kulit lainnya.

Sebuah tinjauan terhadap studi sebelumnya menunjukkan bahwa gambar yang dilihat di media sosial dapat berdampak positif, seperti mendorong pasien untuk mencari perawatan dermatologi, tetapi juga negatif, meningkatkan paparan UV demi mendapatkan kulit yang lebih gelap. Media sosial terbukti menjadi alat yang kuat dalam menyebarkan kesadaran tentang risiko dan pencegahan kanker kulit. Namun, di sisi lain, hal itu menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis, mendorong perilaku berbahaya seperti tanning berlebihan.

Studi yang dipimpin oleh Justyna Martyna Brzozowska dari Universitas Ekonomi dan Ilmu Sosial di Warsawa dan dipublikasikan dalam Journal of Medical Internet Research, menemukan bahwa kampanye media sosial cukup sukses dalam meningkatkan kesadaran tentang risiko kanker kulit, terutama terkait dengan paparan UV dan penggunaan tempat tanning. Namun, ada tren mencolok di mana penggunaan media sosial yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan perilaku tanning dan paparan UV.

“Visualisasi di media sosial memiliki dampak yang kuat pada pengguna,” tulis penulis studi. Kampanye media sosial yang berhasil banyak menggunakan konten interaktif untuk mendorong partisipasi pengguna, seperti cerita pribadi, kuis, dan kesempatan untuk bertanya kepada pakar, yang menunjukkan tingkat keterlibatan lebih tinggi dibandingkan dengan konten berbasis fakta.

Misalnya, sebuah studi intervensi menunjukkan bahwa ibu menjadi lebih ketat dalam mengizinkan anak perempuan remaja mereka untuk tanning setelah mengikuti kampanye media sosial selama satu tahun. Engagement yang konsisten terbukti penting; ibu yang aktif berkomentar menunjukkan perubahan perilaku yang lebih besar dibandingkan dengan yang hanya melihat konten.

Namun, tinjauan ini juga menunjukkan beberapa tren merugikan. Beberapa studi menemukan bahwa penggunaan media sosial visual seperti Instagram berkorelasi dengan meningkatnya tingkat tanning. Pengguna yang sering menggunakan media sosial lebih cenderung mengejar tanning meskipun mereka menyadari risikonya. Peneliti mencatat bahwa meski 87% studi yang tinjauan fokus pada pencegahan kanker kulit, masih ada celah signifikan dalam penelitian tentang menggunakan media sosial untuk mempromosikan kesehatan kulit lainnya.

Media sosial telah digunakan secara luas untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan, termasuk kanker kulit. Meskipun penggunaannya dapat memberikan manfaat positif dalam bentuk informasi dan dukungan, ada juga risiko terkait efek negatifnya terhadap perilaku pemuda yang mendapatkan paparan UV lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan kompleksitas peran media sosial dalam kesehatan kulit, di mana ia dapat menjadi pedang bermata dua dalam mempromosikan kesadaran sambil juga menciptakan tekanan untuk memenuhi standar kecantikan.

Media sosial memiliki potensi sebagai alat dalam pencegahan kanker kulit namun juga membawa risiko peningkatan perilaku berbahaya seperti tanning. Kampanye yang interaktif efektif dalam mendorong kesadaran, sementara celah dalam penelitian mengenai kesehatan kulit lainnya perlu diatasi. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan media sosial dengan bijak untuk mendukung kesehatan kulit.

Sumber Asli: www.managedhealthcareexecutive.com

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *