HPV adalah infeksi menular seksual yang umum dan dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks. Individu transmaskulin (TM) memiliki kebutuhan yang lebih besar akan skrining HPV, karena mereka kurang terlayani. Metode pengambilan sampel mandat sendiri telah terbukti meningkatkan keterlibatan dalam skrining dan dapat membantu mengurangi kesenjangan dalam akses layanan kesehatan.
Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual paling umum di Amerika Serikat, dengan lebih dari 200 subtipe. Meskipun banyak orang dapat mengatasi HPV tanpa intervensi, infeksi yang persisten dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks. Sayangnya, kelompok tertentu, seperti individu transmaskulin (TM), masih kurang terlayani terkait skrining kanker serviks. Tingkat infeksi dan kerentanan antara TM dan wanita cisgender setara, menunjukkan perlunya pilihan skrining HPV yang mengutamakan penegasan gender.
HPV umumnya ditransmisikan melalui hubungan seksual yang melibatkan area mukosa, termasuk vagina, anal, dan oral. Ketika terpapar HPV, virus dapat berdampak pada jaringan transisi, menyebabkan infeksi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penularan dari area genital ke anus biasa terjadi pada individu dengan anatomi perempuan. Penting untuk memahami cara HP dan dampaknya terhadap kesehatan.
Infeksi HPV dikategorikan menjadi jenis berisiko tinggi dan rendah, yang menjadi pemicu berbagai jenis kanker, termasuk kanker serviks. Skrining HPV untuk kanker serviks dianjurkan untuk semua orang dengan serviks, dan pedoman terbaru dari organisasi kesehatan merekomendasikan pendekatan yang lebih inklusif. Individu TM, yang memiliki identitas gender bagian maskulin dan ditetapkan sebagai perempuan saat lahir, harus mendapatkan perhatian lebih dalam skrining kesehatan ini karena risiko kanker serviks yang sebanding dengan wanita cisgender.
Skrining HPV yang disesuaikan untuk individu TM, terutama melalui metode pengambilan sampel sendiri, dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap skrining kanker serviks. Dengan metode ini, mereka yang sebelumnya ragu untuk menjalani pemeriksaan dapat melakukannya dengan cara yang lebih nyaman dan pribadi. Pendidikan yang komprehensif dan dukungan dari penyedia layanan kesehatan yang peka gender penting dalam meningkatkan akses ke layanan kesehatan yang menyeluruh.
Sumber Asli: www.clinicaladvisor.com