Pedoman pertama untuk pencegahan kanker anus pada orang dengan HIV dikeluarkan berdasarkan hasil studi ANCHOR oleh UCSF. Fokus pada skrining rutin dan pengobatan lesi precancerous bertujuan mengurangi risiko kanker. Skrining dianjurkan dimulai pada usia tertentu, dan pasien didorong untuk mendiskusikan hal ini dengan dokter mereka.
Pedoman baru untuk deteksi dan pengobatan lesi precancerous kanker anus pada orang dengan HIV telah diterbitkan berdasarkan hasil studi nasional yang dipimpin oleh UCSF. Pedoman ini, yang diterbitkan pada 9 Juli, bertujuan untuk mengurangi risiko kanker anus di kalangan pasien HIV, menggunakan temuan dari penelitian ANCHOR yang dipimpin oleh Dr. Joel M. Palefsky dari UCSF. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan rutin dan pengangkatan lesi precancerous dapat mengurangi risiko kanker anus yang signifikan, mirip dengan pencegahan kanker serviks pada wanita.
Kanker anus, meskipun jarang di populasi umum, adalah yang keempat paling umum di kalangan penderita HIV, terutama pada pria gay dan wanita transgender yang memiliki HIV. Analisis awal kanker anus sering tidak terdeteksi karena tidak ada gejala, sehingga pasien mungkin menganggapnya sebagai ambeien. Di bawah pedoman baru, orang dewasa dengan HIV harus memulai skrining untuk lesi precancerous kanker anus pada usia tertentu, dengan menggunakan teknik pemeriksaan sederhana dan, jika perlu, evaluasi lebih lanjut.
Prosedur skrining meliputi pengambilan sampel usap anal dan pemeriksaan anorektal digital. Jika hasilnya positif, langkah selanjutnya adalah high-resolution anoscopy (HRA) untuk penanganan lebih lanjut lesi precancerous. Jika HRA tidak tersedia, orang yang berisiko tetap harus menjalani pemeriksaan rektal tahunan. Dr. Palefsky mendukung pasien HIV untuk mendiskusikan skrining kanker anus dengan penyedia layanan kesehatan mereka, harapannya menjadi bagian rutin dari perawatan HIV.
Kanker anus adalah masalah kesehatan yang meningkat di kalangan individu dengan HIV. Pedoman baru ini mengedepankan pentingnya skrining dan deteksi dini untuk lesi precancerous, agar kanker dapat dihindari. Dibuat berdasarkan studi ANCHOR yang luas, pedoman ini diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran mengenai risiko kanker anus di kalangan pasien HIV, serta pentingnya intervensi medis melalui pemeriksaan awal dan pengobatan.
Pedoman baru ini merupakan langkah penting dalam pencegahan kanker anus bagi individu dengan HIV. Dengan memberikan rekomendasi yang jelas untuk skrining dan pengobatan, diharapkan dapat mengurangi angka insiden kanker anus yang semakin meningkat, menawarkan kesempatan kepada pasien untuk mengelola kesehatan mereka secara lebih proaktif di bawah perawatan medis yang tepat. Komunikasi dengan penyedia layanan kesehatan diharapkan menjadi kunci dalam implementasi pedoman ini.
Sumber Asli: www.ucsf.edu