Ilmuwan St. Jude berhasil mengobati anak dengan neuroblastoma berisiko tinggi melalui inhibisi PARP yang memanfaatkan mutasi BARD1, menyebabkan perbaikan yang signifikan. Pasien telah bebas dari gejala kanker selama lebih dari dua tahun, menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat diterapkan pada pasien lain dengan mutasi yang sama. Penelitian ini menegaskan pentingnya analisis genetik untuk terapi kanker yang lebih efektif.
Para ilmuwan di St. Jude Children’s Research Hospital mengumumkan keberhasilan pertama pengobatan anak dengan neuroblastoma refrakter berisiko tinggi menggunakan terapi sasaran berbasis genomik klinis. Inhibisi PARP memanfaatkan kerentanan genetik dalam kanker pasien, yaitu mutasi pada gen BARD1 yang menyebabkan cacat dalam jalur perbaikan kerusakan DNA. Pengobatan ini berhasil menghancurkan kanker setelah dikombinasikan dengan kemoterapi. Studi ini dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine.
Neuroblastoma refrakter adalah penyakit berisiko tinggi dengan prognosis buruk, di mana terapi konvensional sering gagal. Tim St. Jude menggunakan pengurutan DNA dan RNA untuk menemukan kerentanan baru dalam kanker pasien. Dengan data tersebut, mereka mengidentifikasi mutasi BARD1 sebagai penggerak dalam kanker ini, yang memungkinkan terapi yang lebih terfokus. Analisis multi-omik sangat penting dalam menentukan kerentanan target dan kelayakan pasien untuk pengobatan presisi.
Pengobatan ini menandai langkah maju dalam pengobatan neuroblastoma dengan mutasi BARD1, yang menawarkan harapan baru bagi pasien lain dengan kerentanan serupa. Keberhasilan pengobatan ini menunjukkan potensi terapi yang ditargetkan dalam mengatasi kanker di anak-anak dan pentingnya pemahaman genetik kanker.
Sumber Asli: www.stjude.org