Studi terbaru menemukan bahwa PFAS dalam air minum dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Penelitian ini melibatkan data kanker dari 2016 hingga 2021 dan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara PFAS dan berbagai jenis kanker. Disimpulkan bahwa PFAS berkontribusi terhadap ribuan kasus kanker baru per tahun, sehingga diperlukan strategi mitigasi.
Sebuah studi yang diterbitkan pada 9 Januari dalam Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology menunjukkan bahwa keberadaan per- dan polyfluoroalkyl substances (PFAS) di air minum terkait dengan peningkatan kejadian kanker. Peneliti dari Universitas Southern California, yang dipimpin oleh Shiwen Li, menganalisis data dari kejadian kanker antara 2016 hingga 2021 dan menghubungkannya dengan tingkat kontaminasi PFAS di sistem air minum publik.
PFAS adalah bahan kimia yang banyak digunakan dalam berbagai produk dan dapat mencemari sumber air. Penelitian terbaru ini menunjukkan adanya dampak signifikan dari PFAS dalam air minum terhadap kesehatan manusia, khususnya dalam kaitannya dengan meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Dengan data dari pemantauan kontaminan yang tidak teratur, peneliti mengukur tingkat PFAS dan jejak kanker di beberapa sistem air minum.
Temuan ini menyoroti pentingnya mengurangi risiko kanker yang terkait dengan paparan PFAS. Dari analisis, diperkirakan PFAS berkontribusi terhadap ribuan kasus kanker baru setiap tahun. Oleh karena itu, pengembangan kebijakan dan strategi mitigasi yang efektif sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan publik dan mengatur kebersihan air minum.
Sumber Asli: www.mcknightsseniorliving.com