Sistem kekebalan, terutama sel T, memiliki potensi untuk melawan kanker jika mendapat nutrisi yang tepat. Penelitian menunjukkan konsumsi asetat meningkatkan kemampuan sel T. Enzim ACSS2 berperan kunci dalam proses ini. Upaya rekayasa genetik dan diet dapat meningkatkan efisiensi sel T melawan kanker, menjadikannya pencegahan yang potensial.
Sistem kekebalan tubuh memiliki potensi untuk melawan kanker, mirip dengan bagaimana ia melawan flu. Para ilmuwan berusaha mengoptimalkan respon sel T untuk menghentikan kanker, dengan memfokuskan pada stimulasi dan rejuvenasi sel T melalui imunoterapi. Menurut Sue Kaech dari Institut Salk, sel T mengalami kesulitan di tumor kanker, tetapi mereka dapat dihentikan dengan meningkatkan kekuatan sel T.
Penelitian oleh Kaech menemukan bahwa sel T mempertahankan kemampuan membunuh kanker ketika mengonsumsi asetat daripada nutrisi lainnya. Gen-gen dalam sel T diaktifkan atau dinonaktifkan tergantung pada jenis nutrisi yang mereka konsumsi. Menurut Kaech, “Anda adalah apa yang Anda makan, terutama ketika Anda adalah sel T.”
Tantangannya adalah memotivasi sel T untuk memilih asetat. Peneliti menemukan bahwa enzim ACSS2 dapat menciptakan preferensi tersebut, yang terbukti efektif dalam percobaan pada tikus. Sel T pada tikus yang mengalami perlakuan ini terampil dalam melawan tumor dan sel kanker.
Shixin Ma, penulis utama penelitian ini, mengatakan bahwa mekanisme ini dapat berfungsi dalam menyerang dan mengontrol tumor pada manusia. Dia mengatakan, “Saya pikir ini bisa bersifat tidak hanya kuratif tetapi juga preventif.” Dengan rekayasa genetik, konsumsi sel T terhadap asetat dapat ditingkatkan. Langkah-langkah diet tertentu juga bisa diambil untuk membantu proses ini.
Vinegar adalah sumber asetat yang baik. Namun, Ma menyarankan agar tidak memaksakan konsumsi banyak vinegar sampai penelitian lebih lanjut dilakukan.
Penelitian ini menjelaskan hubungan antara nutrisi yang dikonsumsi oleh sel T dan kemampuannya dalam melawan kanker. Sel T, bagian penting dari sistem kekebalan tubuh, sering kali kelelahan dan tidak efektif saat berada di tumor. Dengan memperhatikan makanan yang mendukung fungsi sel kekebalan, para peneliti berupaya meningkatkan efektivitas terapi kanker, terutama melalui pemilihan nutrisi yang menguntungkan seperti asetat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatkan konsumsi asetat dapat memperkuat kemampuan sel T untuk melawan kanker. Melalui modifikasi genetik atau langkah-langkah diet, dampak ini diharapkan bisa diperluas tidak hanya untuk pengobatan kanker, tetapi juga sebagai langkah pencegahan. Meskipun vinegar adalah sumber asetat, penting untuk menunggu hasil penelitian lebih lanjut sebelum mengubah diet secara drastis.
Sumber Asli: www.kpbs.org