Studi menemukan bahwa hanya 43.7% pasien HPV berisiko tinggi menjalani pemeriksaan ulang dalam waktu yang direkomendasikan, dengan banyak yang tidak diuji dalam periode surveilans. Keterlambatan dalam pengujian lebih umum di kalangan kelompok tertentu, seperti usia muda dan kulit hitam. Penelitian ini menyoroti tantangannya dalam mematuhi pedoman dan mendesak perbaikan dalam sistem pemantauan kesehatan.
Studi menunjukkan bahwa kurang dari setengah pasien yang terinfeksi human papillomavirus (HPV) berisiko tinggi dengan hasil sitologi negatif diuji ulang dalam waktu yang direkomendasikan. Dalam 16 bulan setelah hasil positif HPV, hanya 43.7% pasien yang menjalani tes awal, dengan 18.2% memiliki hasil negatif HPV dan sitologi NILM, serta 25.5% memiliki hasil abnormal. Lebih dari setengahnya tidak diuji pada periode tersebut.
Tiro dan rekan-rekannya menemukan bahwa beberapa kelompok pasien memiliki kemungkinan lebih rendah untuk dilakukan pemeriksaan tepat waktu, termasuk usia muda, pasien kulit hitam, dan mereka yang memiliki asuransi Medicaid. Sebaliknya, pasien yang memiliki dokter perawatan primer lebih cenderung menjalani pemeriksaan tepat waktu. Di antara pasien yang tidak diuji, 0.2% didiagnosis dengan kanker serviks, sementara tidak ada kasus pada kelompok dengan hasil negatif HPV.
Panduan ASCCP 2019 mencatat perlunya data komprehensif tentang riwayat penyaringan dan faktor risiko untuk chat mengikuti tes. Dengan adanya data yang sering kali hilang, pelayanan kesehatan mungkin kesulitan melacak dan memenuhi Nawacita rekomendasi. Penelitian ini mengambil data dari tiga sistem kesehatan yang berbeda mengenai pasien dengan hasil HPV positif dan sitologi NILM antara 2010 dan 2018.
Dari 13,158 pasien, sebagian besar kelompok usia antara 30 – 39 tahun, dengan demografi berbeda antar lokasi penelitian. Keterbatasan studi ini termasuk keterwakilan yang terbatas dari seluruh AS dan pasien yang mungkin menghilang tanpa laporan. Penelitian ini didukung oleh National Cancer Institute dan American Cancer Society.
Human papillomavirus (HPV) adalah virus penyebab umum dari kanker serviks, dan deteksi dini melalui pemeriksaan sitologi seharusnya menjamin pengawasan yang tepat. Butuh pedoman yang jelas seperti dari American Society for Colposcopy and Cervical Pathology (ASCCP) untuk memastikan pasien pasien HPV positif dapat dipantau secara efektif. Panduan ini merekomendasikan bahwa pasien dengan hasil positif HPV dan sitologi NILM harus menjalani pemeriksaan tahunan untuk memantau kemungkinan perkembangan kanker. Namun, kerapuhan dalam pemantauan dan keterbatasan dalam data riwayat penyaringan berdampak pada kepatuhan terhadap panduan ini. Penelitian ini menyoroti tantangan yang dihadapi sistem kesehatan dalam memastikan pasien tetap menjalani pemeriksaan sesuai dengan pedoman.
Penelitian ini menegaskan perlunya peningkatan kepatuhan terhadap panduan pemantauan pasien dengan HPV berisiko tinggi. Hanya 43.7% pasien yang diuji ulang dalam waktu yang dianjurkan. Adanya variasi dalam akses terhadap layanan kesehatan berdasarkan demografi perlu diperhatikan untuk menerapkan strategi yang lebih baik. Monitoring secara sistematis dan dukungan untuk kelompok rentan bisa memperbaiki hasil kesehatan.
Sumber Asli: www.medpagetoday.com