Pentingnya Penyaringan HPV dan Aksesibilitas untuk Individu Transmasculine

HPV adalah infeksi menular seksual paling umum di AS dengan risiko kanker yang signifikan. Screening kanker serviks penting bagi semua individu, termasuk transmasculine, yang seringkali kurang mendapat akses. Penyaringan mandiri memberikan solusi praktis dan meningkatkan partisipasi screening. FDA baru-baru ini menyetujui pengambilan sampel HPV yang dapat dilakukan sendiri untuk meningkatkan aksesibilitas.

Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual yang paling umum di AS, dengan lebih dari 200 subtipe yang dapat menginfeksi sel epitel. Meskipun banyak orang dapat menghilangkan HPV secara alami, infeksi yang persisten dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker serviks. Screening untuk kanker serviks sangat penting untuk semua orang dengan serviks, termasuk individu transmasculine (TM) yang seringkali kurang terlayani dalam hal ini. Group TM memiliki tingkat infeksi HPV yang sama dengan wanita cisgender, tetapi lebih sedikit yang menjalani screening.
HPV ditransmisikan melalui hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Ketika terpapar, virus ini dapat memasuki membran dasar dan menginfeksi sel di zona transisi. Patogen berisiko tinggi seperti HPV16 dan HPV18 dapat menyebabkan sebagian besar kasus kanker serviks. Diagnosis HPV dilakukan melalui pengambilan spesimen dari serviks oleh tenaga medis, walau kini ada opsi untuk pengambilan sampel sendiri.
Penyaringan rutin untuk kanker serviks telah mengurangi angka kematian secara signifikan, dan pedoman terbaru merekomendasikan skrin yang lebih terfokus dan lebih jarang. Namun, panduan ini juga perlu memasukkan semua individu dengan serviks, termasuk TM. Studi menunjukkan bahwa lebih dari 80% individu TM tidak menjalani operasi afirmasi gender yang menghilangkan serviks, membuat mereka tetap berisiko.
Individu TM sering menghadapi banyak hambatan dalam melakukan screening, termasuk ketidaknyamanan dengan proses pemeriksaan yang tidak sesuai dengan identitas gender mereka. Penolakan dari asuransi dan diskriminasi juga menambah tantangan, dengan 25% dilaporkan mengalami hambatan akses perawatan. Karena itu, metode penyaringan HPV yang dapat dilakukan sendiri dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini.
Penyaringan HPV secara mandiri telah terbukti sangat akurat. Meta-analisis menunjukkan kesesuaian antara hasil swab mandiri dan yang ditangani tenaga medis berada di kisaran 78% hingga 97%. Penelitian menunjukkan bahwa ketika opsi penyaringan mandiri tersedia, partisipasi screening peserta TM meningkat dari 25% menjadi 51%.
Bulan Mei 2024, FDA menyetujui kit pengambilan sampel HPV yang bisa diambil sendiri, meningkatkan aksesibilitas bagi individu TM. Pengujian ini, yang dilakukan secara mandiri, memungkinkan penyaringan lebih praktis. Inisiatif Jarak Terakhir oleh National Cancer Institute bertujuan untuk mengevaluasi lebih jauh efektivitas pengujian mandiri secara nasional.
Penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk mendidik semua individu dengan serviks tentang pentingnya screening HPV. Pengujian HPV yang dapat dilakukan sendiri merupakan alternatif efektif yang memungkinkan lebih banyak orang terlibat dalam pemeriksaan kesehatan mereka.

HPV adalah virus umum yang dapat menyebabkan berbagai kanker jika tidak ditangani. Screening, termasuk tes HPV, sangat penting untuk deteksi dini kanker serviks. Kelompok individu transmasculine (TM) sering kurang terlayani dalam hal screening, padahal mereka memiliki risiko yang sama dengan wanita cisgender. Meningkatnya angka infeksi HPV di kalangan TM menekankan perlunya akses ke opsi screening yang lebih inklusif dan sesuai gender.

Screening HPV secara mandiri menawarkan alternatif yang lebih nyaman bagi individu TM untuk menjaga kesehatan serviks mereka. Dengan menyadari pentingnya screening, institusi kesehatan bisa membantu meningkatkan angka partisipasi screening di antara kelompok yang kurang terlayani ini. Penyedia layanan kesehatan harus berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang afirmatif dan mendidik pasien mengenai pentingnya screening.

Sumber Asli: www.endocrinologyadvisor.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *