Dr. Zhe Huang meneliti 6,412 protein dalam darah pria untuk mengidentifikasi biomarker kanker prostat. Ia menemukan 42 protein yang berhubungan dengan risiko kanker ini. Proteomik dapat mendorong pencegahan kanker, tetapi penerapannya masih terbatas, memerlukan studi dan uji lebih lanjut.
Penelitian oleh Dr. Zhe Huang pada konferensi penelitian pencegahan kanker di Boston mengungkapkan analisis 6,412 protein dari sampel darah 2,476 peserta pria. Penelitian ini menemukan 42 protein yang berkaitan dengan risiko kanker prostat, banyak di antaranya terkait dengan tipe agresif kanker tersebut. Ini menunjukkan potensi beberapa protein sebagai indikator dini diagnosis kanker prostat dan dapat memperdalam pemahaman tentang penyebabnya.
Pendekatan proteomik berpotensi besar untuk pencegahan kanker dengan memperluas penemuan biomarker. Namun, penerapannya dalam klinis masih memerlukan lebih banyak studi validasi dan uji klinis untuk menilai dampak nyata. Proteomik dapat membantu memfokuskan upaya pencegahan terhadap faktor risiko yang dapat diintervensi, meskipun tantangan dalam pengembangan target intervensi masih ada.
Dr. Huang terinspirasi untuk meneliti pencegahan kanker setelah melihat keberhasilan riset tentang faktor risiko kardiovaskular. Namun, tantangan terbesar penelitian mereka adalah kurangnya validasi eksternal dan perbedaan antara platform proteomik. Penelitian berikutnya harus fokus pada biomarker yang dapat meningkatkan deteksi dini kanker prostat dan mengurangi risiko overdiagnosis.
Penelitian proteomik semakin diakui dalam pencegahan kanker, terutama kanker prostat yang umum terjadi pada pria. Melalui analisis protein dalam darah, ilmuwan dapat mengidentifikasi biomarker yang dapat memperbaiki diagnosis serta pemahaman tentang penyebab kanker. Terlepas dari kemajuan ini, tantangan dalam penerapan klinis dan validasi tetap ada, yang memerlukan lebih banyak penelitian dan kolaborasi antara ilmuwan.
Penelitian Dr. Zhe Huang menunjukkan potensi besar pendekatan proteomik dalam pencegahan kanker prostat dengan identifikasi biomarker baru. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk validasi temuan dan penerapan klinis. Menyadari faktor risiko dan kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu sangat penting untuk kemajuan di bidang ini.
Sumber Asli: news.cancerresearchuk.org
