Kekurangan cairan IV akibat penutupan fasilitas Baxter berpotensi mengganggu pengobatan pasien kanker. Lebih dari 86% penyedia layanan kesehatan melaporkan kekurangan, memaksa rumah sakit untuk membatasi operasi elektif. Meskipun Baxter memulihkan sebagian kapasitasnya, pasokan masih di bawah kebutuhan. Dampaknya signifikan untuk pasien yang memerlukan cairan ini selama pengobatan kemoterapi.
Kekurangan cairan IV di seluruh negeri berdampak besar pada pasien kanker yang bergantung pada cairan ini untuk mengatasi efek samping kemoterapi. Banyak rumah sakit mengalami penurunan 50% dalam ketersediaan cairan IV akibat penutupan fasilitas Baxter di North Cove setelah Badai Helene. Meskipun ada upaya FDA untuk meningkatkan pasokan, kekurangan diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2025. Survei menunjukkan lebih dari 86% profesional kesehatan melaporkan kekurangan cairan IV. Keadaan ini juga memaksa beberapa rumah sakit membatalkan operasi elektif untuk menghemat pasokan.
Fasilitas Baxter yang ditutup merupakan penghasil sekitar 60% dari pasokan cairan IV di AS. Sejak penutupan, Baxter melaporkan telah memulihkan 8 dari 10 jalur produksi, yang berarti sekitar 85% kapasitas pabrik sebelum badai. Meskipun kemajuan ini signifikan, rumah sakit masih menerima pasokan di bawah kebutuhan normal mereka, memaksa penggunaan alternatif untuk tetap menjaga hidrasi pasien.
Kekurangan cairan IV diperburuk oleh kerusakan yang ditimbulkan oleh Badai Helene terhadap fasilitas produksi di Pelabuhan North Cove, membuat 2024 dan 2025 sangat menantang bagi pelayanan kesehatan. Pasien dengan kondisi kritis, seperti kanker, mengalami dampak yang lebih besar karena mereka memerlukan cairan ini untuk menghindari toksisitas pengobatan. Cairan IV juga memainkan peran kunci dalam manajemen efek samping dan risiko terkait kemoterapi yang tinggi.
Kekurangan cairan IV mengedukasi kita tentang pentingnya manajemen rantai pasokan dan kolaborasi yang lebih baik antara fasilitas kesehatan dan produsen untuk menjaga perawatan pasien. Upaya untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya dan mengurangi limbah menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini. Langkah-langkah proaktif diperlukan untuk memastikan ketersediaan cairan IV di masa depan.
Sumber Asli: www.pharmacytimes.com