Rumah sakit di India semakin banyak menggunakan AI dalam perawatan kanker untuk meningkatkan deteksi awal dan akurasi diagnosis. Kerja sama antara Strand Life Sciences dan perusahaan lain berfokus pada penerapan AI untuk deteksi melanoma dan penghematan waktu dalam diagnosis. Dengan kemajuan teknologi, AI memberikan potensi untuk mendukung penyediaan perawatan yang lebih tepat dan efisien.
Rumah sakit di India semakin mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dalam perawatan kanker, meningkatkan deteksi awal, akurasi diagnosis, dan hasil pasien. Strand Life Sciences dari Reliance Industries bekerja sama dengan perusahaan seperti Agilent dan SOPHiA Genetics untuk menerapkan AI dalam meningkatkan perawatan kanker. Teknologi ini membantu membedakan lesi kulit yang jinak dari yang ganas, serta meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam skrining mamogram untuk kanker payudara.
Melalui model berbasis machine learning, AI mampu mengklasifikasikan kanker kulit dengan akurasi 94,2 persen. AI juga mengurangi beban kerja radiolog hingga 30 persen dengan meningkatkan interaksi pasien. Di bidang onkologi radiasi, AI membantu dalam kontur struktur normal dan pemeriksaan rencana.
Hinduja, seorang konsultan onkologi radiasi, menyoroti bahwa beberapa tes onkologi presisi menggunakan AI untuk menghasilkan skor risiko kekambuhan berdasarkan data tertentu. Meskipun AI membantu, Dinesh Madhavan dari Apollo Hospitals menekankan bahwa tingkat keberhasilan AI dalam perawatan kanker masih dipertanyakan dan tergantung pada konversi pasien.
Kemajuan teknologi membantu menganalisis data besar dari pemindaian radiologi dan rekam medis elektronik untuk mendeteksi pola yang tidak dapat diidentifikasi manusia. Strand Life Sciences meluncurkan CancerSpot, yang mengidentifikasi kanker lebih awal dan mengembangkan solusi genomik berbasis AI.
Basu juga menyoroti pentingnya AI di tengah keterbatasan sumber daya manusia, terutama mengingat kurangnya radiolog. Beberapa vendor penyinaran kini sudah mengadopsi sistem auto-contouring berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi. AI bertujuan untuk membantu dokter, bukan sebagai pengganti.
Apollo Hospitals mulai menerapkan AI di dua pusat di Bengaluru dan berencana untuk memperluasnya. Investasi awal yang signifikan dilakukan untuk mengembangkan operasi berbasis AI, termasuk bedah robotik dan layanan mamografi.
HCG menggandeng Accenture untuk menerapkan AI canggih pada data pasien multi-omic demi tujuan deteksi kanker lebih awal. Ajaikumar dari HCG menyatakan bahwa kemajuan teknologi esensial untuk pengumpulan data yang akurat dan non-error, mendukung pendekatan medis yang lebih pribadi.
Laporan “Health of the Nation 2024” dari Apollo Hospitals mengkhawatirkan lonjakan kasus kanker di India, diprediksi meningkat 13 persen antara 2020 dan 2025, dari 1,39 juta menjadi 1,57 juta.
Artikel ini membahas penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam perawatan kanker di India. Dengan meningkatnya teknologi dan ketersediaan data, rumah sakit mulai menggunakan AI untuk mendeteksi dan mendiagnosis kanker lebih awal serta memberikan perawatan yang lebih personal. Keberhasilan penggunaan AI dalam onkologi masih dalam tahap penelitian serta menghadapi tantangan dalam akurasi dan pengalaman dokter.
Penerapan AI di rumah sakit India berpotensi meningkatkan deteksi kanker awal dan hasil perawatan pasien. Meskipun tantangan dan keraguan masih ada, integrasi AI dapat membantu dalam pengelolaan data, pemrosesan informasi, dan efisiensi dalam diagnosis. Kesadaran tentang kesehatan tetap penting meskipun teknologi yang lebih canggih diperkenalkan.
Sumber Asli: www.business-standard.com