AVA6000 Menghasilkan Penyusutan Tumor yang Bermakna secara Klinis pada Kanker Kelenjar Ludah

AVA6000, obat investigasi berbasis peptida, menunjukkan efek positif dalam penyusutan tumor pada pasien kanker kelenjar ludah yang positif FAP. Dalam uji coba fase 1a, 5 dari 10 pasien mengalami penyusutan tumor, dengan sebuah respons parsial dan beberapa respons minor. Profil keamanan AVA6000 lebih baik dibandingkan doxorubicin tradisional, sehingga memberikan harapan untuk pengobatan baru.

Data awal menunjukkan bahwa AVA6000, obat peptida konjugat yang mengandung doxorubicin, menghasilkan penyusutan tumor yang klinis bermakna pada pasien dengan kanker kelenjar ludah yang positif fibroblast activation protein-alpha (FAP). Uji coba fase 1a (NCT04969835) melibatkan 10 pasien di mana 5 menunjukkan penyusutan tumor setelah menerima dosis AVA6000 250 mg/m2 atau lebih, dengan 1 respons parsial terkonfirmasi (PR) dan 4 respons minor (MR). Salah satu pasien dengan PR mengalami 45% penyusutan tumor. Walaupun pasien tersebut menghentikan pengobatan setelah batas maksimum eksposur doxorubicin tercapai, mereka menunjukkan respons yang berkelanjutan pada 12 minggu. Selain itu, 1 pasien yang mengalami MR menunjukkan regresi lengkap metastasis viseral dan kulit meskipun dengan ekspresi FAP yang rendah. 6 dari 10 pasien masih melanjutkan pengobatan, sedangkan 2 lainnya mengikuti perkembangan pasca-perawatan.

Profil keamanan AVA6000 menunjukkan penurunan toksisitas hematologi dan kardiak berat, berbeda dengan doxorubicin dosis tinggi konvensional. Satu pasien telah mengalami perkembangan penyakit, menghasilkan tingkat kontrol penyakit sebesar 90% dalam kohort kanker kelenjar ludah. Christina Coughlin, CEO Avacta Therapeutics, menegaskan potensial pengobatan ini sebagai alternatif yang penting dalam kanker kelenjar ludah, yang tidak memiliki pilihan standar pengobatan saat ini. Efficacy dan data keamanan yang menguntungkan mendukung inisiasi 3 kohort ekspansi dalam bagian fase 1b dari uji coba ini.

Kohort tersebut mencakup pasien dengan kanker payudara triple-negatif, sarkoma jaringan lunak, dan kanker kelenjar ludah, yang akan mendapatkan AVA6000 pada lini pertama dan kedua pengobatan. Pada tahap dosis-eskalasi fase 1a, AVA6000 diberikan setiap 3 minggu dan 2 minggu tanpa dosis maksimum yang ditetapkan. Uji coba ini merekrut pasien berusia minimal 18 tahun dengan kanker yang positif FAP dan telah relaps atau mengalami perkembangan penyakit meski telah mendapat pengobatan standar.

AVA6000 merupakan terapi investigasi bagi pasien dengan kanker kelenjar ludah yang positif FAP. Kanker ini sulit diobati dengan pilihan yang terbatas di pengaturan metastatik. Dalam pengujian klinis fase 1a, diharapkan AVA6000 dapat mengurangi ukuran tumor sekaligus memperbaiki profil keamanan dibandingkan pengobatan konvensional seperti doxorubicin.

AVA6000 menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi ukuran tumor pada pasien dengan kanker kelenjar ludah. Respons yang baik serta profil keamanan yang lebih baik dibandingkan doxorubicin menunjukkan potensi AVA6000 sebagai alternatif pengobatan. Dengan tahap pengujian yang sudah mendatang, diharapkan bisa memberikan pilihan pengobatan baru bagi pasien di pengaturan metastatik.

Sumber Asli: www.onclive.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *