Penyakit mulut mempengaruhi hampir 3,5 miliar orang dan dapat dicegah. Kondisi utama meliputi gigi berlubang, penyakit gusi, dan kanker mulut. Akses terbatas ke layanan kesehatan, kebersihan yang buruk, dan kebiasaan makan yang tidak sehat memperburuk situasi ini. Intervensi pencegahan sangat diperlukan.
Penyakit mulut, meskipun sebagian besar dapat dicegah, menjadi beban kesehatan yang signifikan di banyak negara. Diperkirakan sekitar 3,5 miliar orang menderita penyakit mulut, dimana gigi berlubang merupakan kondisi yang paling umum dan sering kali tidak diobati. Ketersediaan layanan pencegahan dan pengobatan yang terbatas di negara berpenghasilan rendah dan menengah memperburuk masalah ini. Faktornya mencakup konsumsi gula, penggunaan tembakau, alkohol, dan kebersihan yang buruk.
Kondisi umum yang terkait dengan kesehatan mulut termasuk gigi berlubang, penyakit periodontal, kehilangan gigi, dan kanker mulut. WHO pada 2022 melaporkan bahwa gigi berlubang mempengaruhi 2 miliar orang dewasa dan 514 juta anak-anak. Kurangnya fluorida, pola hidup yang tidak sehat, dan akses terbatas ke layanan kesehatan mulut semakin memperburuk keluhan ini.
Penyakit periodontal atau gusi mempengaruhi jaringan penyangga gigi, ditandai dengan gusi berdarah dan inflamasi. Sekitar 19% populasi dewasa secara global diperkirakan mengalami penyakit periodontal serius. Hubungan antara kebersihan mulut yang buruk dan penggunaan tembakau adalah faktor utama yang menyebabkan kondisi ini.
Kehilangan gigi, atau edentulisme, biasanya terjadi akibat penyakit gigi yang parah. Prevalensi kehilangan gigi mencapai 7% di antara usia 20 tahun ke atas dan 23% untuk yang berusia 60 tahun ke atas. Kehilangan gigi dapat memengaruhi kehidupan sosial dan psikologis.
Kanker mulut merupakan jenis kanker yang umum, dengan sekitar 377.713 kasus baru setiap tahunnya. Faktor risiko utama termasuk penggunaan tembakau dan alkohol. Remaja di negara maju juga mengalami peningkatan kasus akibat infeksi HPV.
Trauma redorodental adalah cedera pada gigi dan mulut, terutama pada anak-anak, dengan prevalensi sekitar 20%. Trauma ini dapat disebabkan oleh banyak faktor dan dapat mengganggu perkembangan psikologis dan fisik.
Noma adalah gangren penyakit yang parah, umumnya menyerang anak-anak berumur 2 hingga 6 tahun yang kekurangan nutrisi. Tanpa pengobatan, kematian dapat terjadi dalam 90% kasus dan penyintas sering mengalami cacat wajah yang parah. Pengenalan intervensi kesehatan yang tepat sangat penting untuk mencegah dan mengobati penyakit ini.
Cleft lip dan palate adalah cacat lahir yang umum dengan prevalensi 1 dari 1.000 hingga 1 dari 1.500 kelahiran. Faktor genetik, nutrisi buruk, dan pola hidup ibu saat hamil berkontribusi pada kondisi ini. Jika ditangani secara medis, rehabilitasi penuh mungkin saja tercapai.
Ketidaksetaraan dalam kesehatan mulut jelas ada, dengan masyarakat miskin dan terpinggirkan paling terpengaruh. Terdapat hubungan yang kuat antara status sosial ekonomi dan prevalensi penyakit mulut. Upaya pencegahan yang efektif meliputi diet seimbang, menghentikan penggunaan tembakau, dan akses mudah ke layanan kesehatan.
Kesehatan mulut adalah aspek penting dari kesehatan secara keseluruhan, dengan banyak kondisi dapat dicegah melalui tindakan pencegahan yang tepat. Penyakit mulut memengaruhi kualitas hidup dan memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan umum. Informasi ini berkaitan dengan berbagai kondisi kesehatan mulut yang menimpa populasi di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang tidak memiliki akses memadai terhadap layanan kesehatan yang diperlukan.
Simpulannya, penyakit mulut merupakan masalah kesehatan serius yang sebagian besar dapat dicegah. Edukasi gizi, akses ke layanan kesehatan, dan peningkatan kesadaran tentang faktor risiko seperti konsumsi gula dan penggunaan tembakau sangat penting untuk meningkatkan kesehatan mulut global. Upaya pencegahan dan perawatan yang tepat perlu menjadi prioritas dalam sistem kesehatan nasional.
Sumber Asli: www.who.int