Penelitian Imunoterapi Kanker Kolon di MUSC

Bobbi Conner siaran dengan Dr. Silvia Guglietta mengenai penelitian imunoterapi kanker kolorektal. Hanya 5% pasien memenuhi syarat untuk imunoterapi, sedangkan 95% tidak merespons. Penelitian menetapkan fokus untuk menjadikan tumor “dingin” lebih responsif. Kerja sama dengan bioinformatika dan bioengineering diharapkan mengarah pada pengembangan molekul baru.

Pekan ini, Bobbi Conner berbincang dengan Dr. Silvia Guglietta tentang penelitian terkait kanker kolon dan imunoterapi. Dr. Guglietta, seorang Profesor Asisten dan imunolog di MUSC Hollings Cancer Center, menjelaskan bahwa imunoterapi memberikan alat bagi sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Imunoterapi berbeda dari kemoterapi dan radiasi karena fokusnya pada peningkatan respons kekebalan. Saat ini, hanya 5% pasien kanker kolorektal yang memenuhi syarat untuk imunoterapi, sedangkan 95% lainnya tidak merespons. Penelitian yang didanai oleh American Cancer Society bertujuan untuk menjadikan tumor yang ‘dingin’ menjadi ‘panas’, sehingga lebih responsif terhadap imunoterapi. Selama enam tahun di MUSC, mereka menggunakan model praklinis dan sampel biopsi pasien untuk menguji temuan. Di masa depan, Dr. Guglietta berharap dapat mengembangkan molekul untuk meningkatkan respon sistem kekebalan terhadap kanker kolon.

Kanker colon adalah salah satu bentuk kanker yang cukup umum, dengan imunoterapi yang merupakan metode pengobatan terbaru yang menyasar sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Namun, tidak semua pasien kolorektal dapat menjalani imunoterapi, mengingat hanya sedikit yang memiliki tumor yang responsif. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas imunoterapi pada tumor yang kurang responsif, dengan inovasi baru dalam pendekatan pengobatan.

Ulasan mengenai penelitian imunoterapi kanker kolon menunjukkan bahwa, meski hanya sedikit pasien yang saat ini dapat memanfaatkan metode ini, penelitian terus berlanjut untuk meningkatkan efektivitasnya. Mengawali pendekatan translasi, Dr. Guglietta dan tim berharap dapat mengembangkan molekul baru untuk mengubah tumor “dingin” menjadi “panas” dan lebih responsif terhadap pengobatan.

Sumber Asli: www.southcarolinapublicradio.org

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *