Inisiatif Baru Deteksi Kanker Dini Berbasis AI di Universitas Birmingham

Universitas Birmingham terlibat dalam program deteksi kanker berbasis AI senilai £10 juta untuk meningkatkan diagnosis dini. Program ini menghubungkan berbagai dataset untuk prediksi risiko kanker secara personal. Diharapkan dapat meningkatkan penyaringan awal dan perawatan pasien, memperbaiki angka kelangsungan hidup.

Peneliti di Universitas Birmingham berpartisipasi dalam program deteksi kanker berbasis AI senilai £10 juta yang baru-baru ini diumumkan oleh Cancer Research UK. Selama lima tahun mendatang, program ini bertujuan mengakses dan menghubungkan data untuk mengembangkan alat baru yang dapat memprediksi risiko kanker, memungkinkan diagnosis lebih dini dan perawatan yang lebih efektif bagi pasien. Program ini melibatkan 18 institusi dan akan menggabungkan data dari berbagai sumber, seperti catatan kesehatan dan data genetik.

Peran Universitas Birmingham dalam program ini melibatkan peneliti yang akan bekerja sama dengan 40 praktisi lainnya. Profesor Sudha Sundar, ahli bedah kanker, memberikan nasihat dalam prediksi risiko multi-kanker, sementara Dr. Ameeta Retzer memimpin tema keberagaman dan inklusi, memastikan penelitian ini bermanfaat bagi semua komunitas.

Pendanaan ini juga akan digunakan untuk membangun infrastruktur yang diperlukan guna mengakses dataset, melatih ilmuwan data baru, dan menciptakan algoritma untuk model risiko. Hasilnya dapat membantu dalam menentukan frekuensi penyaringan kanker bagi individu dengan risiko lebih tinggi dan mempercepat pengujian bagi mereka yang menunjukkan gejala.

Dengan meningkatnya jumlah kasus kanker, identifikasi dan diagnosis dini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Program ini menyertakan uji deteksi kanker awal yang menjanjikan dan berfokus pada kolaborasi dengan pasien dan pakar klinis untuk mencapai implementasi yang efektif.

“Menemukan orang dengan risiko tertinggi kanker adalah tantangan besar. Data dan alat analitik berbasis AI menawarkan kesempatan untuk mengungkap petunjuk yang bisa memfasilitasi deteksi kanker lebih awal.” – Profesor Antonis Antoniou, Direktur Program Deteksi Kanker Berbasis Data.

Melalui program ini, NHS bertujuan untuk meningkatkan persentase diagnosis kanker pada tahap awal, dari 54.4% menjadi 75% pada tahun 2028. Penemuan lebih awal melalui penggunaan teknologi baru sangat diharapkan dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup pasien.

Kanker adalah salah satu masalah kesehatan global yang semakin meningkat, dengan banyak pasien didiagnosis pada tahap lanjut. Diagnosis dini dan deteksi kanker lebih awal merupakan aspek penting dari pengobatan dan peningkatan peluang kelangsungan hidup. Dengan menggunakan teknologi baru dan metode berbasis data, seperti kecerdasan buatan, para peneliti dapat menciptakan strategi untuk mendeteksi dan mencegah kanker secara lebih efektif.

Program Deteksi Kanker Berbasis Data adalah langkah penting dalam memerangi kanker dengan memanfaatkan data dan teknologi AI untuk memprediksi risiko kanker secara lebih akurat. Dengan meningkatkan sistem deteksi dan penyaringan, diharapkan dapat membantu meningkatkan angka kelangsungan hidup dan kualitas hidup pasien kanker. Keterlibatan berbagai institusi dan fokus pada keberagaman akan membuat penelitian ini lebih inklusif dan bermanfaat bagi semua kelompok masyarakat.

Sumber Asli: www.birmingham.ac.uk

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *