Tinjauan baru menunjukkan bahwa pengklasifikasian genomik tidak secara konsisten mempengaruhi klasifikasi risiko atau keputusan pengobatan pasien kanker prostat lokal. Pengujian ini menunjukkan kebanyakan pasien tetap berada pada kategori risiko yang sama setelah tes. Ada kebutuhan untuk studi lebih lanjut untuk mengeksplorasi perannya.
Sebagai bagian dari tinjauan yang diterbitkan di Annals of Internal Medicine, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pengklasifikasian genomik berbasis jaringan (GC) pada pasien dengan kanker prostat lokal tidak selalu mempengaruhi klasifikasi risiko atau keputusan pengobatan. Amir Alishahi Tabriz dan tim melakukan tinjauan sistematis terhadap alat GC seperti Decipher, Oncotype DX Genomic Prostate Score, dan Prolaris untuk menganalisis dampaknya terhadap pemilihan pengobatan dan stratifikasi risiko. Responden pada 10 studi mengindikasikan bahwa pasien dengan risiko sangat rendah atau rendah lebih cenderung tidak mengalami perubahan klasifikasi risiko setelah pengujian GC, dengan hasil yang beragam per kategori risiko.
Pengujian GC menunjukkan bahwa 34,5% dari pasien risiko sangat rendah dan 29,4% dari pasien risiko rendah mendapat pengklasifikasian ulang ke kategori risiko yang lebih tinggi dalam satu studi acak. Meskipun ada sedikit kecenderungan untuk memilih pengawasan aktif berdasarkan 12 studi observasional, pada analisis satu studi acak, terjadi penurunan pilihan untuk pengawasan aktif setelah pengujian GPS. Penulis mencatat bahwa hasil yang bervariasi antara studi observasional dan acak menekankan perlunya percobaan yang lebih baik untuk mengeksplorasi peran GC pada pasien kanker prostat yang baru terdiagnosis.
Kanker prostat merupakan salah satu bentuk kanker yang bagi banyak pria memerlukan pengelolaan perawatan yang cermat. Dalam pengelolaannya, pengklasifikasian risiko menjadi penting untuk menentukan pilihan pengobatan. Pengklasifikasian genomik berbasis jaringan, seperti yang dievaluasi dalam penelitian ini, menjadi alat yang diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih akurat. Namun, pertanyaan mengenai efektivitas dan konsistensinya dalam merubah keputusan klinis tetap menjadi tantangan.
Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan bahwa pengklasifikasian genomik berbasis jaringan tidak selalu berpengaruh pada pengklasifikasian risiko dan keputusan pengobatan pada pasien kanker prostat lokal. Perbedaan hasil antara studi observasional dan acak menegaskan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami potensi alat ini.
Sumber Asli: www.physiciansweekly.com