Studi Stanford: Serat Bantu Cegah Kanker, Hanya 10% Orang Amerika Cukup Serat

Studi Stanford menemukan bahwa serat dapat mengubah ekspresi gen dan mengurangi risiko kanker kolorektal. Hanya 10% orang Amerika yang memenuhi kebutuhan serat harian, dan asupan serat tinggi terkait dengan penurunan risiko 11 jenis kanker. Mengonsumsi lebih banyak makanan berbasis serat sangat dianjurkan.

Sebuah studi terbaru dari Stanford University menunjukkan bahwa serat memiliki manfaat besar bagi kesehatan, khususnya dalam pencegahan kanker. Penelitian ini yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Metabolism pada Januari 2025 menemukan bahwa serat dapat mengubah ekspresi gen dalam usus, mengurangi risiko kanker kolorektal. Serat mendorong produksi asam lemak rantai pendek, seperti propionat dan butirat, yang berdampak pada proliferasi sel dan kematian sel—faktor kunci terkait kanker.

Michael Snyder, PhD, menjelaskan bahwa kurangnya asupan serat dalam diet modern berkontribusi terhadap peningkatan kanker terkait pencernaan dalam beberapa tahun terakhir. “Diet yang rendah serat berarti mikrobioma kita tidak mendapatkan asupan yang cukup untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek yang seharusnya,” tambah Snyder. Temuan ini juga selaras dengan meta-analisis 2023 dari China yang menunjukkan bahwa konsumsi serat tinggi dapat mengurangi risiko 11 jenis kanker.

Serat dikenal luas sebagai elemen penting dalam menjaga kesehatan pencernaan. Namun, penelitian oleh para peneliti di Stanford telah menunjukkan bahwa manfaat serat lebih jauh dari sekadar pencernaan. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan langsung antara konsumsi serat dan fungsi gen yang memiliki efek anti-kanker, dan mempertahankan asupan serat bisa menjadi cara efektif untuk mengurangi risiko beberapa tipe kanker.

Pentingnya serat dalam diet kita tidak dapat diabaikan, terutama dalam konteks pencegahan kanker. Dengan hanya 10% populasi Amerika yang mendapatkan cukup serat, diperlukan upaya untuk meningkatkan asupan makanan yang kaya serat. Menerapkan diet berbasis tanaman dan memperhatikan label gizi adalah langkah awal yang baik dalam memperbaiki asupan serat.

Sumber Asli: www.thehealthy.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *