Penelitian menunjukkan bahwa olaparib memiliki tingkat PFS satu tahun sebesar 75,2% dengan median PFS 21 bulan pada pasien dengan kanker ovarium HRD positif tipe BRCA liar. Profil keamanan terutama terkait anemia dan mual, dengan banyak pasien yang melanjutkan terapi. Temuan ini menunjukkan olaparib sebagai pilihan teraputik baru yang menjanjikan dan memperluas opsi untuk pasien yang kurang dieksplorasi.
Kanker ovarium yang berbahaya kini mengalami perubahan besar dalam pengobatan dengan munculnya inhibitor PARP (poli (ADP-ribosa) polimerase), yang menjadi standard terapi lanjutan pasca kemoterapi lini pertama. Penelitian kohort retrospektif ini menyelidiki efektivitas dan keamanan olaparib pada pasien kanker ovarium tahap lanjut dengan HRD positif namun tipe BRCA liar, yang jarang diteliti sebelumnya. Tujuan utama studi ini adalah mengevaluasi tingkat kelangsungan hidup bebas progresi (PFS) satu tahun dari terapi olaparib pada kelompok pasien tersebut.
Ovarian cancer merupakan salah satu jenis penyakit kanker yang mematikan. Dengan meningkatnya perhatian terhadap terapi menggunakan inhibitor PARP, penting untuk mengeksplorasi kelompok pasien yang belum banyak dieksplorasi sebelumnya seperti pasien HRD positif dengan tipe BRCA liar. Penelitian ini dilakukan di 11 pusat perawatan tersier di China untuk mengevaluasi efektivitas olaparib sebagai terapi pemeliharaan setelah kemoterapi berbasis platinum.
Hasil penelitian ini memberikan bukti awal yang mendukung penggunaan olaparib sebagai terapi pemeliharaan pada pasien kanker ovarium HRD positif dan tipe BRCA liar. Meski terdapat keterbatasan dalam desain retrospektif dan ukuran sampel yang kecil, penemuan ini menunjukkan potensi terapi baru bagi pasien tersebut dan mendorong penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi hasil melalui studi fase III yang sedang berlangsung.
Sumber Asli: www.news-medical.net