Studi oleh Alexander Watson dan tim menunjukkan penurunan frekuensi tumor driver-positif pada NSCLC dengan meningkatnya jumlah salinan gen. Penetapan ambang batas berdasarkan tumpang tindih onkogen untuk HER2, KRAS, dan MET penting untuk memahami profil genetik tanah. Hasil ini menunjukkan potensi dalam mengembangkan terapi yang lebih ditargetkan demi meningkatkan kelangsungan hidup pasien.
Penelitian oleh Alexander Watson, MD, DPhil, FRCPC, dan tim menunjukkan bahwa frekuensi tumor driver-positif pada kanker paru non-sel kecil (NSCLC) menurun seiring meningkatnya jumlah salinan gen. Dengan menggunakan data dari 13.072 tumor dan analisis NGS, kami menemukan bahwa ambang batas jumlah salinan yang relevan untuk gen HER2, KRAS, dan MET perlu ditentukan berdasarkan tumpang tindih onkogen. Penelitian ini membuka potensi pembentukan kelompok-kelompok tumor dengan profil genetik yang berbeda dan memperhatikan kelangsungan hidup yang menurun. Hasil menunjukkan ambang batas untuk HER2 dan KRAS adalah enam salinan, sementara untuk MET adalah empat salinan, yang berdampak pada kemungkinan mereka menjadi tumor driver-positif.
Saat menganalisis data, ditemukan bahwa saat jumlah salinan meningkat, frekuensi co-mutasi driver menurun, sesuai prinsip eksklusivitas mutual. Penelitian ini menunjukkan adanya pentingnya memahami perubahan amplifikasi gen dalam pengembangan terapi untuk subkelompok kanker yang lebih spesifik, terutama terkait dengan mekanisme ketahanan pada terapi yang sudah ada, seperti terapi EGFR dan biasa ditemukan pada gen-onkogen lain.
Watson menjelaskan bahwa hasil ini menunjukkan potensi onkogen overlap yang dapat membantu mendefinisikan ambang salinan gen yang secara klinis signifikan. Penelitian ini menawarkan wawasan baru mengenai bagaimana amplifikasi bisa berperan dalam mekanisme pertumbuhan tumor, meskipun masih banyak yang perlu dipelajari mengenai peran klinis daripada hanya sekadar perbandingan angka pada laporan NGS.
Dalam studi ini, perhatian utama diberikan pada tiga gen yaitu HER2, KRAS, dan MET. Terapi untuk gen ini sedang dalam perkembangan, dengan beberapa sudah memiliki pengobatan yang disetujui, seperti MET dan HER2 TKIs. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pengembangan jalur terapeutik baru dan memberikan pemahaman yang lebih baik terkait dengan profiling mutasi dan amplifikasi gen.
Tema utama dari penelitian ini adalah penggunaan sampling jaringan berbasis NGS untuk menilai amplifikasi gen pada NSCLC. Studi ini berfokus pada tiga onkogen kunci yang dikenal, yaitu KRAS, MET, dan HER2, serta bagaimana peningkatan jumlah salinan gen ini dapat mempengaruhi keberadaan mutasi driver dalam tumor. Hasil studi menunjukkan pentingnya membedakan antara amplifikasi yang bersifat sederhana dan yang memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan sel kanker. Dengan analisis data sekuensing yang luas, penelitian ini berusaha menentukan ambang batas klinis untuk jenis amplifikasi dalam kelompok tumor yang berbeda dan memberikan wawasan tentang bagaimana mereka dapat dikategorikan dalam penelitian lanjut dengan fokus pada terapi yang ditargetkan. Penting untuk memahami bahwa ambang batas ini tidak hanya ditentukan oleh angka arbitrer, tetapi juga didasarkan pada prinsip biologis untuk mengidentifikasi hubungan antara salinan gen, amplifikasi gen, dan hasil klinis. Hal ini akan membantu dalam pengembangan alat diagnostik yang lebih baik dan pengembangan terapi yang lebih efektif.
Penelitian ini menegaskan pentingnya mendalami amplifikasi gen dalam konteks pengobatan dan pemahaman kanker paru non-sel kecil. Dengan menurunkan frekuensi tumor driver-positif seiring peningkatan salinan gen, hasil ini mendorong pengembangan definisi ambang batas yang lebih specifik untuk terapi masa depan. Fokus pada onkogen HER2, KRAS, dan MET diharapkan bisa membantu dalam klasifikasi tumor serta memperbaiki strategi pengobatan. Keterbatasan studi yang ada menunjukkan perlunya penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi lebih dalam.
Sumber Asli: www.onclive.com