Nivolumab Ditambah Kemoterapi Beri Manfaat Bertahan Hidup Jangka Panjang pada Pasien Kanker

Nivolumab lebih unggul dibandingkan kemoterapi tunggal dalam meningkatkan OS untuk pasien kanker lambung, GEJ, dan esofagus di Cina, dengan median OS 14,3 bulan dan 60 bulan OS rates 20%. Kemanjuran ini terlihat pada pasien dengan skor PD-L1 tinggi, dan kombinasi ini dianggap sebagai standar perawatan baru tanpa peningkatan risiko efek samping signifikan.

Nivolumab ditambah dengan kemoterapi menunjukkan manfaat bertahan hidup jangka panjang bagi pasien kanker lambung lanjut, kanker persimpangan gastroesofageal (GEJ), atau adenokarsinoma esofagus di Cina. Data dari studi fase 3 CheckMate 649 menunjukkan bahwa kombinasi ini memberikan peningkatan signifikan dalam harapan hidup keseluruhan (OS) dibandingkan hanya kemoterapi. Dengan median OS mencapai 14,3 bulan pada kelompok nivolumab dan 10,3 bulan pada kelompok kemoterapi, hasil ini memberikan harapan baru bagi pasien dengan kondisi serius ini.

Kanker lambung, kanker GEJ, dan adenokarsinoma esofagus termasuk dalam kanker yang memiliki tingkat kematian tinggi. Nivolumab (Opdivo) adalah obat imunoterapi yang ditujukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan kanker. Penelitian ini menguji kombinasi nivolumab dan kemoterapi sebagai pengobatan lini pertama yang memberikan hasil positif dalam meningkatkan OS dan progresi bebas bertahan hidup (PFS).

Kombinasi nivolumab dan kemoterapi terbukti efektif sebagai pengobatan lini pertama untuk pasien dengan kanker lambung lanjut di Cina, menunjukkan peningkatan signifikan dalam OS dan PFS. Tanpa adanya sinyal keamanan baru yang dilaporkan, studi ini mendukung penggunaan nivolumab dalam praktik klinis sebagai standar perawatan untuk kondisi ini.

Sumber Asli: www.onclive.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *