Studi menunjukkan perlunya panduan vaksinasi COVID-19 untuk pasien kanker. Vaksinasi mengurangi kematian, namun waktu pemberian vaksin berpengaruh. Penelitian ini melibatkan 1765 pasien dan menemukan risiko kematian lebih tinggi pada yang belum divaksin dan yang divaksin lebih dari enam bulan sebelumnya. Rekomendasi diberikan untuk penjadwalan vaksin yang lebih sering.
Penelitian menunjukkan bahwa panduan khusus onkologi untuk vaksinasi COVID-19 pada pasien kanker sangat diperlukan. Sebuah studi melibatkan 1765 pasien kanker yang terdiagnosis COVID-19 menunjukkan bahwa vaksinasi dapat menurunkan risiko kematian, namun waktu vaksinasi berperan penting. Analisis dilakukan terhadap pasien yang dirawat di 44 praktik di 30 negara bagian AS antara April 2021 dan Juli 2022, saat varian delta dan omicron dominan. Hasil menunjukkan bahwa 38% pasien memiliki tumor padat metastatik dan 32% belum divaksinasi. Sebanyak 80 pasien meninggal; 58% kematian disebabkan COVID-19. Patokan dari studi menunjukkan bahwa pasien yang tidak divaksinasi atau divaksinasi lebih dari enam bulan sebelum diagnosis COVID-19 memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Temuan ini menunjukkan pentingnya penjadwalan vaksinasi khusus bagi pasien kanker guna mengurangi risiko kematian. Selain itu, penelitian ini menjelaskan fokus pada vaksinasi yang lebih reguler, tidak hanya tahunan, diperlukan untuk populasi ini.
Vaksinasi COVID-19 menjadi topik krusial dalam pengobatan pasien kanker, mengingat risiko tinggi yang mereka hadapi akibat infeksi. Pengetahuan mengenai efektivitas vaksin dalam mengurangi kematian pada pasien kanker yang terdiagnosis COVID-19 penting, khususnya dalam mengatur waktu dan dosis vaksin. Penelitian ini mengumpulkan data dari banyak praktik di Amerika Serikat dan menganalisis berbagai kondisi pasien untuk memberikan panduan onkologi yang lebih baik.
Penelitian ini menyoroti perlunya pedoman vaksinasi COVID-19 yang lebih spesifik untuk pasien kanker, terutama terkait dengan waktu vaksinasi. Vaksinasi terbukti dapat mengurangi risiko kematian, dan ada kebutuhan untuk pemberian vaksin yang lebih sering daripada setiap tahun. Temuan ini menyarankan agar penyedia layanan kesehatan mempertimbangkan pengalaman unik dan risiko pasien kanker selama pandemi.
Sumber Asli: www.hematologyadvisor.com