Studi Multi-Institusi Tumor Wilms Tunjukkan Keseimbangan Data Ras dan Etnis

Studi multi-institusi menganalisis data lebih dari 5.000 pasien tumor Wilms, menunjukkan hasil pengobatan serupa di antara ras. Sementara ada perbedaan insidensi, tidak ada perbedaan signifikan dalam partisipasi dan outcome uji klinis. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat menjelaskan potensi perbedaan hasil yang dihadapi oleh anak-anak dari kelompok ras tertentu.

Sebuah studi multi-institusi terbaru menunjukkan bahwa partisipasi dan hasil dalam uji klinis untuk tumor Wilms, jenis kanker ginjal paling umum pada anak, adalah serupa di berbagai kelompok ras dan etnis. Data lebih dari 13 tahun yang dikumpulkan oleh Children’s Oncology Group menunjukkan variasi dalam insidensi tumor Wilms di antara kelompok ras yang berbeda, namun tidak ada perbedaan signifikan dalam hasil pengobatan. “Pentingnya studi kolaboratif ini adalah untuk memfasilitasi pendaftaran dan mengoptimalkan pengobatan bagi anak-anak yang menderita kanker ini,” ujar Dr. Harold Lovvorn III, penulis utama studi tersebut.

Tumor Wilms, atau nefroblastoma, adalah tumor ginjal yang berhubungan dengan perkembangan janin dan merupakan 7% dari semua kanker anak. Sekitar 650 kasus didiagnosis setiap tahun di AS dengan tingkat kel存生 selama lima tahun mencapai 93%. Studi ini melibatkan pengelompokan pasien berdasarkan faktor risiko biologi dan karakteristik penyakit.

Studi ini menunjukkan bahwa partisipasi dan hasil pengobatan tumor Wilms adalah setara di berbagai kelompok ras dan etnis. Meskipun ada perbedaan dalam insidensi, cooperatif trials dapat mengurangi ketimpangan kesehatan di antara kelompok ras. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi efek jangka panjang dari pengobatan yang berbeda.

Sumber Asli: news.vumc.org

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *