Sebuah studi menunjukkan hampir 50% pasien kanker ovarium lanjutan kambuh setelah pengobatan pemeliharaan PARP. Studi ini juga mengidentifikasi hubungan antara mutasi BRCA dan pola kekambuhan. Ditemukan bahwa 44,8% pasien mengalami kekambuhan dengan lebih dari setengah menerima pengobatan lanjutan. Penelitian ini menggarisbawahi perlunya strategi pascakambuhan yang lebih baik dan relevansi data dunia nyata dalam praktik klinis.
Sebuah studi dunia nyata menunjukkan bahwa hampir setengah dari pasien kanker ovarium lanjut yang menerima pengobatan pemeliharaan dengan inhibitor PARP mengalami kekambuhan. Penelitian ini menyoroti perlunya strategi pengobatan pascakambuhan yang lebih baik. Meskipun studi acak menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam kelangsungan hidup bebas progresi, kekambuhan tetap menjadi tantangan. Sebanyak 92,8% dari pasien yang kambuh melakukannya saat pengobatan pemeliharaan, menciptakan tantangan baru bagi onkolog.
Penelitian ini melibatkan 373 pasien yang menjalani perawatan dengan inhibitor PARP di pusat rujukan di Roma. Data klinis dan jaringan dikumpulkan untuk mengevaluasi hasil. Kriteria yang digunakan termasuk definisi sensitivitas platinum dan pola kekambuhan. Temuan menunjukkan bahwa 44,8% pasien mengalami kekambuhan dengan median waktu tindak lanjut 38 bulan dan tingkat kelangsungan hidup bebas progresi yang bervariasi.
Sebanyak 44,9% pasien yang kambuh memiliki lesi kurang dari 5, sementara sisanya lebih dari 5. Pasien dengan mutasi BRCA lebih mungkin mengalami pola kekambugan oligometastatik. Dari pasien dengan kekambuhan sensitif platinum, sebagian besar menerima perawatan lanjutan, termasuk kemoterapi dan perawatan lokal, dengan kelanjutan pengobatan PARP pada lebih dari setengah pasien yang menerima perawatan lokal.
Dengan demikian, median kelangsungan hidup bebas progresi di seluruh populasi adalah 39 bulan. Pasien dengan pola kekambuhan oligometastatik memiliki waktu kambuh yang lebih lama dibandingkan dengan pasien dengan kekambuhan difus. Penelitian ini mengakui keterbatasan sebagai studi retrospektif namun yakin bahwa temuan tetap bisa memberi wawasan yang berguna dalam praktik klinis sehari-hari.
Studi ini mengevaluasi efektivitas inhibitor PARP dalam pengobatan kanker ovarium tingkat lanjut di dunia nyata. Meskipun ada kemajuan dalam pengobatan, kekambuhan setelah pengobatan tetap menjadi masalah signifikan. Terdapat kekhawatiran akan kebutuhan untuk strategi pengobatan yang disesuaikan setelah kekambuhan, terutama terkait dengan pengobatan lokal dan kemoterapi tahap lanjut. Penelitian bertujuan untuk menyoroti pentingnya pemahaman pola kekambuhan dan pilihan pengobatan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kekambuhan masih menjadi tantangan utama bagi pasien kanker ovarium yang menerima pemeliharaan inhibitor PARP. Lebih dari 44% pasien mengalami kekambuhan dengan variasi dalam pola kekambuhan dan pilihan pengobatan setelahnya. Temuan ini juga mendemonstrasikan relevansi data studi acak dalam praktik klinis sehari-hari meskipun terdapat keterbatasan dalam metode penelitian. Kepentingan menyeluruh dalam penyesuaian strategi pengobatan pascakambuhan sangat perlu untuk meningkatkan hasil jangka panjang bagi pasien.
Sumber Asli: www.ajmc.com