5 Cara Alkohol Dapat Meningkatkan Risiko Kanker

Pentingnya memahami risiko kanker terkait konsumsi alkohol, termasuk mekanisme yang berkontribusi seperti kerusakan DNA, perubahan hormonal, dan stres oksidatif. Masyarakat perlu lebih sadar bahwa alkohol meningkatkan risiko kanker mulut, tenggorokan, hati, payudara, dan usus besar.

Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker melalui berbagai mekanisme seperti kerusakan DNA, perubahan hormonal, dan stres oksidatif, dengan risikonya meningkat seiring dengan level konsumsi. Alkohol terkait dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, tenggorokan, hati, payudara, dan usus besar. Pengetahuan publik akan risiko ini masih rendah meskipun alkohol telah diklasifikasikan sebagai karsinogen oleh IARC 40 tahun yang lalu.

Ketika di metabolisme, alkohol diubah menjadi asetaldehida, senyawa beracun yang merupakan karsinogen kelompok 1. Asetaldehida dapat merusak DNA dengan membentuk aduk, yang mengganggu replikasi dan perbaikan DNA. Jika seseorang kekurangan enzim ALDH2 yang memecah asetaldehida, ia akan berisiko lebih tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa pada tikus tanpa ALDH2, bahkan dosis kecil etanol dapat menyebabkan kerusakan DNA yang signifikan.

Konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan kadar hormon seperti estrogen, yang berhubungan erat dengan pengembangan kanker payudara. Ini juga meningkatkan kadar insulin, yang mendorong proliferasi sel dan menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan tumor. Wanita yang mengkonsumsi 1 minuman beralkohol per hari berisiko 7-10% lebih tinggi dibandingkan non-peminum, sementara 2 hingga 3 minuman meningkatkan risiko sekitar 20%.

Alkohol berfungsi sebagai pelarut, meningkatkan penyerapan karsinogen seperti yang ditemukan dalam tembakau, berpotensi berbahaya bagi kanker mulut, tenggorokan, dan kerongkongan. Penggunaan kombinasi alkohol dan tembakau meningkatkan risiko kanker mulut secara signifikan. Ditambah dengan molekul reaktif oksigen (ROS) yang dihasilkan secara alami, konsumsi alkohol yang berlebihan dapat memicu stres oksidatif, merusak DNA, protein, dan lipid, berkontribusi pada penyakit hati akibat alkohol.

Konsumsi alkohol berat juga menyebabkan kekurangan nutrisi dengan mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti vitamin A, C, dan E serta folat. Kekurangan ini membuat tubuh lebih rentan terhadap kerusakan karsinogenik. Folat yang tidak memadai menyebabkan masalah dalam regulasi gen dan mengurangi enzim detoksifikasi, meningkatkan proliferasi sel dan risiko kanker di jaringan seperti kerongkongan dan hati.

Alkohol dikenal sebagai faktor risiko untuk berbagai jenis kanker. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol berdampak negatif terhadap kesehatan dengan meningkatkan risiko kanker melalui banyak mekanisme. Meskipun kesadaran akan risiko ini rendah di masyarakat, efek kanker dari alkohol didukung oleh penelitian yang mengonfirmasi hubungan antara tingkat konsumsi alkohol dan berbagai kanker.

Konsumsi alkohol terbukti meningkatkan risiko kanker melalui beberapa mekanisme, termasuk kerusakan DNA, meningkatkan kadar hormon, dan stres oksidatif. Pengetahuan masyarakat tentang risiko ini perlu ditingkatkan. Mengurangi konsumsi alkohol bisa menjadi langkah penting dalam menurunkan risiko kanker.

Sumber Asli: www.ajmc.com

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *