Kementerian Kesehatan menjalankan uji coba skrining kanker serviks di Jakarta, dengan rencana ekspansi nasional. Target 75 persen cakupan skrining dan 90 persen vaksinasi HPV diusulkan untuk mencegah penyakit ini. Rencana Aksi Nasional 2023-2030 bertujuan memberdayakan perempuan dan mengatasi kanker serviks yang memiliki tingkat kematian tinggi. Kerjasama antar sektor diperlukan untuk mencapai target eliminasi.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono, mengumumkan pelaksanaan uji coba skrining kanker serviks berbasis HPV DNA di lima lokasi di Jakarta pada 2023. Rencananya, program ini akan diperluas secara nasional sesuai dengan kebijakan pemerintahan baru. Skrining menjadi salah satu dari tiga langkah strategis untuk pencegahan dan pengendalian kanker serviks.
Kementerian menargetkan 75 persen cakupan skrining di kelompok sasaran. Selain itu, ada upaya untuk mencapai 90 persen cakupan vaksinasi HPV untuk remaja usia 15 tahun, serta memastikan 90 persen perempuan dengan lesi pra-kanker dan kanker menerima perawatan standar. Rencana Aksi Nasional 2023–2030 bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan membangun ketahanan kesehatan dalam memberantas kanker serviks.
Kanker serviks merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang dialami perempuan di Indonesia, dengan 36 ribu kasus dan 20 ribu kematian pada 2022. Sebanyak 70 persen pasien datang saat kanker sudah berada di stadium lanjut. Data BPJS Kesehatan menunjukkan total biaya pengobatan kanker sebesar Rp5,9 triliun, yang menunjukkan kebutuhan mendesak untuk upaya pencegahan dan pengendalian yang lebih baik.
Pramono menegaskan bahwa kementerian telah mendorong langkah-langkah pencegahan dan pengendalian kanker serviks dalam forum seperti World Health Assembly. Ini termasuk integrasi program imunisasi dan kesehatan sistem reproduksi. Kerja sama antar kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan sangat penting untuk mencapai eliminasi kanker serviks secara komprehensif.
Kanker serviks memiliki tingkat insidensi yang tinggi di Indonesia, dampaknya terasa serius bagi kesehatan perempuan. Program pencegahan melalui vaksinasi HPV dan skrining dini menjadi langkah penting untuk menurunkan angka kasus dan kematian akibat kanker ini. Data menunjukkan biaya yang tinggi untuk pengobatan kanker, sehingga memerlukan upaya sistematis dan terintegrasi dalam penanganannya untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini secara efektif.
Kementerian Kesehatan Indonesia meluncurkan uji coba skrining kanker serviks dengan angka sasaran 75 persen cakupan. Upaya ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang 2023–2030 untuk memberdayakan perempuan dan mengurangi insidensi kanker. Kerjasama antar sektor akan sangat penting dalam merealisasikan tujuan eliminasi kanker serviks dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Sumber Asli: en.antaranews.com