Penelitian menunjukkan bahwa pasien muda dengan kanker yang tinggal di daerah redlining menghadapi risiko kematian lebih tinggi. Redlining berkontribusi pada ketidaksetaraan kesehatan, mempengaruhi kelangsungan hidup pasien muda. Meskipun memiliki keterbatasan, hasil penelitian memberikan wawasan penting tentang dampak rasisme struktural dalam kesehatan.
Penelitian baru menunjukkan bahwa pasien muda dengan kanker yang tinggal di daerah yang pernah mengalami redlining memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Penelitian ini mengungkapkan bahwa rasisme struktural, terwujud dalam bentuk redlining bersejarah, berkontribusi pada ketidaksetaraan hasil kelangsungan hidup. Redlining, yang dilakukan oleh Home Owners’ Loan Corporation (HOLC) hampir satu abad yang lalu, membagi lingkungan berdasarkan desirabilitas yang banyak dipengaruhi oleh komposisi rasial. Tinggal di daerah yang terkena dampak redlining telah terbukti berkaitan dengan masalah kesehatan yang serius.
Studi ini menganalisis data pasien berusia 0-39 tahun yang didiagnosis kanker di Seattle dan Tacoma dari tahun 2000 hingga 2019, menggunakan data dari Cancer Surveillance System (CSS). Peneliti mengevaluasi paparan kemiskinan dan status redlining berdasarkan peta HOLC. Hasilnya menunjukkan bahwa paparan redlining dapat mempengaruhi hasil kesehatan yang buruk di kalangan pasien muda dengan kanker, hal ini masih kurang dieksplorasi.
Peneliti menemukan bahwa pasien yang tinggal di area redlined memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah dalam jangka pendek dan panjang dibandingkan dengan mereka di area non-redlined. Dalam rentang waktu 5 tahun, kelangsungan hidup untuk kasus redlined adalah 85,1%, sementara untuk non-redlined adalah 90,3%. Setelah penyesuaian, tinggal di daerah redlined tetap terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi.
Masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, termasuk pembatasan geografis yang mengurangi generalisasi temuan. Namun, peneliti menekankan pentingnya alamat ketidaksetaraan rasial dan etnis dalam upaya meningkatkan kelangsungan hidup pasien muda. “Redlining berfungsi sebagai ukuran pengganti dari rasisme struktural dan dapat dianggap sebagai faktor risiko untuk hasil yang lebih buruk pada individu muda dengan kanker.”
Redlining adalah praktik diskriminatif yang dimulai pada era 1930-an, di mana daerah-daerah di AS dinilai berdasarkan komposisi rasial dan etnisnya. Praktik ini berdampak pada akses ekonomi dan kesehatan bagi penduduk di daerah tersebut, sering kali menyebabkan ketidaksetaraan dalam peluang hidup dan kesehatan. Penelitian ini mencoba mengeksplorasi dampak berkelanjutan dari redlining terhadap kesehatan, khususnya pada kelompok usia muda dengan diagnosis kanker.
Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami dampak jangka panjang dari redlining sebagai representasi dari rasisme struktural yang berkontribusi pada perbedaan hasil kesehatan. Pasien muda dengan kanker yang hidup di area yang terkena dampak redlining menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi dan kelangsungan hidup yang lebih rendah dibandingkan rekan-rekan mereka. Diperlukan perhatian lebih untuk mengatasi ketidaksetaraan rasial dan etnis ini dalam sistem kesehatan.
Sumber Asli: www.ajmc.com