Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kombinasi lenvatinib dan pembrolizumab tidak memperpanjang umur harapan hidup pada pasien dengan adenokarsinoma gastroesofagus, meskipun ada peningkatan dalam durasi bebas penyakit dan tingkat respons objektif. Data lengkap dari studi ini akan dipresentasikan di pertemuan medis mendatang.
Penambahan lenvatinib dan pembrolizumab ke dalam kemoterapi tidak meningkatkan umur harapan hidup (OS) bagi pasien dengan adenokarsinoma gastroesofagus stadium lanjut, demikian informasi dari produsen obat tersebut. Namun, kombinasi ini menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik dalam durasi bebas penyakit (PFS) dan tingkat respons objektif. Penelitian LEAP-015 yang melibatkan pasien HER2-negatif melakukan perbandingan antara kemoterapi tunggal dan kombinasi ini.
Selama tahap induksi sekitar 12 minggu, arm investigasi menerima kombinasi pengobatan ini, dengan 400 mg pembrolizumab melalui infus setiap 6 minggu selama dua siklus, ditambah 8 mg lenvatinib oral harian bersama kemoterapi. Pada fase konsolidasi, dosis pembrolizumab yang sama berlanjut dengan lenvatinib oral 20 mg setiap hari. Peneliti mengevaluasi OS dan PFS sebagai endpoint utama.
Meskipun analisis sementara menunjukkan perbaikan dalam PFS dan tingkat respons objektif, analisis akhir tidak menemukan manfaat OS. “Kanker lambung dan gastroesofagus terus menghadirkan tantangan akibat heterogenitas dan prognosis yang umumnya buruk,” demikian pendapat Corina Dutcus, MD dari Eisai. Data lengkap dari studi ini akan dipresentasikan di pertemuan medis yang akan datang.
Kanker gastroesofagus, termasuk adenokarsinoma, seringkali memiliki prognosis yang buruk dan pengobatan lini pertama kebanyakan berupa kemoterapi. Kombinasi terapi baru, seperti lenvatinib dan pembrolizumab, diteliti untuk meningkatkan hasil pengobatan. Penelitian ini bertujuan menilai apakah kombinasi ini dapat memberikan benefit lebih dibanding kemoterapi standar.
Kombinasi lenvatinib dan pembrolizumab tidak meningkatkan umur harapan hidup pasien dengan kanker gastroesofagus, meskipun menunjukkan perbaikan dalam durasi bebas penyakit dan tingkat respons objektif. Hal ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengatasi tantangan dalam pengobatan kanker ini.
Sumber Asli: www.healio.com