Pertemuan tahunan ASH memperlihatkan terobosan dalam terapi sel untuk kanker. Dr. Damian Green menjelaskan pentingnya memperluas aplikasi terapi ini menuju kanker padat dan penyakit autoimun. Penelitian berfokus pada meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping, serta memahami penyebab kekambuhan.
Para peneliti terkemuka dalam bidang hematologi berkumpul di San Diego untuk pertemuan tahunan American Society for Hematology pada bulan Desember. Dr. Damian Green dari Sylvester Comprehensive Cancer Center membagikan pandangannya mengenai tren dan penemuan terbaru dalam terapi sel untuk kanker darah. Tujuannya adalah menciptakan terapi sel yang lebih efektif dengan dampak samping yang lebih sedikit.
Dr. Green, yang sekitar dalam dunia medis sejak kecil, terinspirasi untuk membantu pasien kanker darah berkat pengalaman awalnya dengan ayahnya yang juga seorang dokter. Pengalaman ini memotivasinya untuk mengembangkan terapi sel yang dapat menyelamatkan nyawa pasien dengan kanker.
Terapi sel menggunakan sel hidup untuk menyembuhkan penyakit dan melibatkan pengenalan atau modifikasi sel dalam tubuh pasien. Salah satu pendekatan umum adalah melatih sel darah putih untuk melawan kanker dengan melakukan pengubahan genetik sebelum mengembalikannya ke tubuh pasien. Walaupun terapi ini masih dalam tahap awal, potensi perbaikan terus ada untuk mengurangi toksisitas.
Pada pertemuan ASH, Dr. Green menunjukkan potensi terapi sel untuk aplikasi yang lebih luas, termasuk kanker padat dan penyakit autoimun. Penelitian awal menunjukkan tanggapan yang kuat di beberapa uji coba, dan Dr. Green berusaha memperluas penggunaan terapi sel untuk leukemia mieloid akut (AML) dan penyakit autoimun seperti lupus.
Salah satu tantangan utama dalam terapi sel adalah kekambuhan, yang sering terjadi dalam beberapa kondisi. Upaya sedang dilakukan untuk memahami penyebab kekambuhan ini agar dapat mencegahnya. Penggunaan teknologi pengeditan gen pada sel pasien secara in vivo juga menjanjikan sebagai solusi jangka panjang untuk keefektifan terapi.
Menyingkirkan dampak negatif dari perawatan sebelumnya adalah prioritas lain, dengan penelitian berfokus pada aplikasi lebih awal dari terapi sel untuk menjaga kesehatan sistem imun. FDA telah memberikan akses lebih luas untuk terapi sel pada pasien multiple myeloma, memberikan harapan baru dalam penelitian dan pengembangan.
Salah satu cara untuk mengurangi efek samping dari terapi sel adalah dengan mengombinasikan berbagai terapi, baik dengan mengincar antigen yang berbeda atau menggabungkan terapi sel dengan pengobatan lain. Sylvester terus menjelajahi inovasi dalam bidang ini dan berkomitmen untuk meningkatkan cara terapi sel diaplikasikan pada pasien sehingga dapat lebih efektif dan dengan efek samping yang lebih ringan.
Terapi sel adalah pendekatan inovatif dalam pengobatan penyakit, khususnya kanker darah. Dengan menggunakan sel hidup, terapi ini bertujuan untuk memperbaiki atau menggantikan jaringan yang rusak dan merangsang sistem imun untuk melawan penyakit. Dr. Damian Green berperan penting dalam penelitian ini, dengan fokus pada pengembangan terapi yang lebih aman dan mendukung inovasi dalam cara terapi sel diterapkan.
Terapi sel menunjukkan potensi besar dalam pengobatan penyakit, terutama kanker darah. Fokus pada pengembangan terapi yang lebih aman, serta perluasan aplikasi ke kanker padat dan penyakit autoimun, memberikan harapan baru bagi pasien. Upaya untuk memahami dan mencegah kekambuhan, serta kombinasi berbagai terapi, menjadi langkah maju yang penting.
Sumber Asli: news.med.miami.edu