Penelitian menemukan peran penting aspartat dalam meningkatkan agresivitas metastasis kanker paru-paru. Kadar tinggi aspartat ditemukan dalam cairan paru pasien metastatik. Riset ini menunjukkan bahwa aspartat bertindak sebagai sinyal yang memengaruhi proses pertumbuhan kanker, bukan sekadar nutrisi.
Penelitian terbaru menemukan bahwa aspartat, asam amino tertentu, berperan kunci dalam perkembangan metastasis paru-paru, yang merupakan masalah serius bagi lebih dari setengah pasien kanker. Struktur dan biokimia paru-paru membuatnya rentan terhadap penjaringan sel kanker yang beredar, sambil membentuk lingkungan pro-metastatik melalui faktor yang disekresikan dari tumor utama. Temuan ini menunjukkan bahwa aspartat bukan hanya nutrisi, tetapi juga bertindak sebagai molekul sinyal yang mempercepat pertumbuhan kanker paru-paru.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa kadar tinggi aspartat ditemukan dalam cairan interstisial paru-paru pasien kanker payudara metastatik, yang tidak ditemukan pada tumor primer non-metastatik. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa menyuplai aspartat meningkatkan agresivitas tumor paru dan aktivitas protein eIF5A, yang penting untuk sintesis protein. Hal ini memberikan wawasan baru dalam memerangi perkembangan kanker.
Metastasis paru-paru terbentuk karena kondisi unik di paru-paru yang mendukung pertumbuhannya, termasuk jaringan vaskular yang luas dan lingkungan yang kurang oksidatif. Faktor penyekresi tumor meningkatkan ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan sel kanker untuk berkembang. Dalam hal ini, aspartat diidentifikasi sebagai elemen yang berkontribusi secara signifikan dalam sinyal yang mempromosikan pertumbuhan tumor di paru-paru.
Temuan ini menunjukan bahwa aspartat berfungsi lebih dari sekadar nutrisi, melainkan sebagai pemicu jalur sinyal yang mempercepat perkembangan metastasis paru-paru. Penelitian ini memberikan harapan untuk terapi yang lebih tepat sasaran dan menguntungkan dalam manajemen kanker metastatik di masa depan, serta menyoroti pentingnya lingkungan biokimia dalam perkembangan kanker.
Sumber Asli: www.thebrighterside.news