Peneliti Universitas Pittsburgh mengembangkan metode baru untuk memperpanjang umur T cell menggunakan DCA, meningkatkan efikasi antitumor dalam model melanoma tikus. Hasil menunjukkan T cell yang dibesarkan dengan DCA bertahan lebih lama dan lebih efektif melawan kanker dibandingkan dengan metode tradisional. Penelitian ini memiliki potensi untuk meningkatkan terapi sel di masa depan.
Peneliti dari Universitas Pittsburgh telah menemukan cara baru untuk memperpanjang umur T cell di laboratorium, meningkatkan kemampuan sel dalam menghancurkan sel kanker pada model melanoma tikus. Mereka menggunakan molekul kecil, dikloroasetat (DCA), untuk mengubah penggunaan glukosa selama ekspansi sel T, meningkatkan metabolisme, ketahanan, dan efikasi antitumor pada tikus. Temuan ini dapat memperbaiki efektivitas terapi imun kanker yang relevan.
Greg Delgoffe, PhD, profesor di departemen imunologi, mengatakan cara konvensional untuk memperbesar T cell sangat tidak efisien. Sel yang diperbanyak biasanya mati setelah infusi kembali ke pasien. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menyiapkan T cell agar lebih tahan lama, efektivitas terapi sel dapat meningkat.
Cell therapy melibatkan pengangkatan sel imun dari pasien, memperbesarnya di laboratorium, dan memindahkan sel hidup kembali ke tubuh. Salah satu bentuk terapi sel yaitu terapi CAR-T, di mana T cell dimodifikasi agar lebih efektif melawan kanker. Namun, sel yang diaktifkan di laboratorium tidak dapat bertahan lama dibandingkan dengan sel di dalam tubuh.
Dalam penelitian, media kultur yang digunakan selama ekspansi T cell tidak mengalami perubahan signifikan sejak abad ke-20. Para peneliti berhipotesis bahwa media tersebut tidak mempersiapkan T cell untuk lingkungan in vivo, seperti tumor yang kekurangan nutrisi. Dengan menambahkan DCA pada media, mereka berhasil mengalihkan metabolisme sel T dari kebutuhan tinggi glukosa ke sumber energi lain yang lebih umum dalam darah.
Hasil studi menunjukkan T cell yang dibesarkan dengan DCA bertahan lebih lama di tubuh tikus dibandingkan sel dari media tradisional. Setelah hampir satu tahun, lebih dari lima persen sel T pengangkat kanker masih terdeteksi, sedangkan sel dari media konvensional hampir tidak terdeteksi setelah beberapa minggu. Pengobatan dengan sel T yang dibesarkan DCA juga lebih efektif dalam mengendalikan tumor dan meningkatkan kelangsungan hidup tikus.
Delgoffe menyatakan bahwa dengan mengatur aplikasi nutrisi untuk T cell dalam lab, mereka lebih siap untuk bertahan di dalam tubuh dan merespon sinyal dengan lebih baik. Tujuan terapi kanker adalah agar sel-sel imun ini dapat memberikan perlindungan jangka panjang, seperti vaksin cacar air yang memberikan perlindungan seumur hidup. Penelitian ini menawarkan peluang untuk meningkatkan terapi sel tidak hanya terhadap kanker, tetapi juga penyakit lainnya.
Terapi sel adalah pengobatan yang melibatkan pengambilan dan pembesaran sel imun tubuh untuk disuntikkan kembali ke pasien, dengan tujuan memperkuat sistem kekebalan tubuh dan memerangi penyakit seperti kanker. T cell memainkan peran penting dalam respons imun, namun seringkali tidak bertahan lama setelah infusi. Penggunaan metode baru untuk memperpanjang umur dan kapasitas destruktif T cell dapat meningkatkan hasil terapi ini secara signifikan.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan DCA dapat mengubah metabolisme T cell selama proses pembesaran, sehingga sel-sel ini menjadi lebih tahan lama dan efektif melawan kanker. Hal ini membuka peluang untuk pengembangan terapi sel yang lebih sukses, bukan hanya dalam kanker, tetapi juga dalam aplikasi medis lainnya. Intinya, memodifikasi cara kita memperbesar dan mempersiapkan T cell sangat penting untuk kemajuan dalam terapi imun.
Sumber Asli: www.genengnews.com