Sebuah studi mengungkapkan bahwa ras dan ruralitas memengaruhi akses ke fasilitas skrining kanker paru-paru. Rata-rata jarak ke fasilitas LCS terdekat adalah 6,5 mil, dengan trakta mayoritas AI/AN menunjukkan jarak jauh lebih besar dibandingkan ras lainnya. Penelitian ini menyoroti pentingnya akses yang adil terhadap layanan kesehatan untuk semua etnis.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 14 Januari di Annals of Internal Medicine menunjukkan bahwa perbedaan jarak menuju fasilitas skrining kanker paru-paru (LCS) berdasarkan ras dan etnis sebagian dijelaskan oleh kondisi pedesaan. Peneliti Solmaz Amiri dari Elson S. Floyd College of Medicine dan timnya memeriksa perbedaan jarak berdasarkan ras, etnisitas, dan ruralitas dalam studi ekologi melibatkan 71,691 trakta sensus.
Rata-rata jarak ke fasilitas LCS terdekat adalah 6,5 mil. Jarak tersebut 426 persen lebih jauh di trakta dengan mayoritas penduduk Indian/Aliaskan dibandingkan dengan trakta mayoritas penduduk kulit putih non-Hispanik. Di sisi lain, jarak di trakta mayoritas Asia, Black, dan Hispanik berkisar antara 7 hingga 39 persen lebih dekat dibandingkan dengan trakta mayoritas kulit putih non-Hispanik. Meskipun jarak di trakta mayoritas AI/AN berkurang setelah penyesuaian untuk ruralitas, jarak tersebut masih 3,16 kali lebih jauh dibandingkan trakta mayoritas kulit putih non-Hispanik.
Hasil tentang keuntungan jarak di trakta mayoritas Asia dan Black berkurang setelah penyesuaian ruralitas, sementara arah asosiasi di trakta mayoritas Hispanik mengalami perubahan. Peneliti menyarankan, penelitian lebih lanjut yang mencatat sejauh mana akses yang adil terhadap fasilitas LCS mempengaruhi kepatuhan LCS dan hasil kanker paru-paru akan sangat bermanfaat.
Penelitian ini mencari pemahaman tentang bagaimana kondisi geografis dan ras mempengaruhi akses ke layanan kesehatan, khususnya fasilitas skrining kanker paru. Skrining kanker paru-paru penting untuk deteksi dini, dan penelitian ini membahas bagaimana letak fasilitas dapat berdampak pada berbagai kelompok etnis, terutama di daerah pedesaan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan akses ke fasilitas skrining kanker paru-paru tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ras, tetapi juga oleh kondisi ruralitas. Temuan mengindikasikan perlunya perhatian lebih pada kesetaraan akses layanan kesehatan untuk mencapai hasil yang lebih baik di seluruh kelompok etnis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak dari kesetaraan akses ini.
Sumber Asli: www.pulmonologyadvisor.com