Studi baru menunjukkan 40% pasien kanker mendapatkan nyeri saraf akibat kemoterapi, dengan pasien kanker paru-paru paling terdampak. Ini menjadi tantangan kesehatan yang perlu diperhatikan.
Empat dari sepuluh pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengalami nyeri saraf perifer yang parah. Gejala ini termasuk kehilangan keseimbangan, kelemahan, serta sensasi seperti kesemutan dan rasa terbakar. Penelitian yang dipimpin Dr. Ryan D’Souza dari Mayo Clinic mengungkapkan bahwa neuropati perifer yang disebabkan kemoterapi merupakan tantangan kesehatan global yang signifikan, mempengaruhi lebih dari 40% pasien kanker.
Neuropati perifer adalah efek samping yang dikenal dari kemoterapi, tetapi studi ini merupakan yang pertama menilai prevalensinya di antara pasien kanker. Kerusakan yang disebabkan oleh obat kemoterapi dapat mengganggu sinyal saraf, menyebabkan rasa sakit yang terus-menerus. Platinum dan taksan adalah jenis obat kemoterapi yang memiliki risiko tertinggi untuk menimbulkan nyeri saraf, khususnya pada pasien kanker paru-paru.
Lebih dari 41% pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengalami periferal neuropati yang menyakitkan. Sudah jelas bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana kemoterapi menyebabkan nyeri saraf dan untuk mengembangkan terapi yang dapat melindungi pasien.
Sumber Asli: www.usnews.com