– Penelitian menunjukkan risiko kematian akibat kanker meningkat 32%-62% pada pemuda dari kawasan redlined. – Rasisme disebut sebagai pemicu hasil buruk bagi pasien kanker muda. – Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk pasien kanker dari lingkungan redlined adalah 85%, lebih rendah dibandingkan 90% untuk yang tinggal di luar kawasan.
Orang-orang muda yang dibesarkan di lingkungan yang pernah mengalami praktik perumahan diskriminatif berisiko lebih tinggi meninggal akibat kanker. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cancer menunjukkan bahwa risiko kematian kanker meningkat 62% bagi pasien muda di area “redlined”. Bahkan setelah mempertimbangkan faktor lain, risiko kematian akibat kanker masih 32% lebih tinggi di kalangan pasien dari kawasan tersebut.
Dr. Kristine Karvonen, peneliti utama dari Fred Hutchinson Cancer Center di Seattle, menyebutkan bahwa “studi kami mengidentifikasi rasisme sebagai pemicu hasil yang buruk bagi pasien kanker muda.” Praktik redlining mengakibatkan segregasi dan ketidakadilan ekonomi karena penolakan pinjaman kepada orang-orang warna. Meskipun hukum reformasi perumahan telah menghilangkan praktik ini, dampaknya terus terasa hingga kini.
Penelitian ini menganalisis data lebih dari 4.300 orang berusia di bawah 40 tahun yang didiagnosis kanker di Seattle dan Tacoma. Hasil menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk pasien kanker dari lingkungan redlined adalah 85%, sedangkan lebih dari 90% untuk mereka yang tinggal di luar kawasan tersebut. Demikian pula, tingkat kelangsungan hidup sepuluh tahun untuk pasien dari lingkungan redlined adalah 81% dibandingkan dengan 88% untuk lainnya.
Karvonen menambahkan, “Studi ini menyetujui penelitian sebelumnya bahwa tinggal di daerah yang pernah di-redlined hampir satu abad lalu berhubungan dengan hasil yang buruk bagi pasien kanker saat ini.” Penelitian selanjutnya akan berfokus pada mengidentifikasi alasan bagaimana redlining masa lalu memengaruhi risiko kanker saat ini, sehingga langkah-langkah dapat diambil untuk meningkatkan perawatan dan pencegahan kanker bagi mereka dari kawasan tersebut.
Penelitian ini mengungkap hubungan antara diskriminasi perumahan (redlining) dan peningkatan risiko kematian akibat kanker pada orang muda. Redlining adalah praktik menolak pinjaman kepada individu berdasarkan ras mereka, yang menyebabkan segregasi dan dampak ekonomi negatif jangka panjang. Meskipun praktik ini diakhiri oleh hukum pada tahun 1960-an dan 1970-an, efeknya terus mempengaruhi populasi yang terpengaruh, terutama di kalangan pasien kanker.
Orang muda dari lingkungan yang mengalami redlining memiliki risiko lebih tinggi terhadap kematian akibat kanker. Penelitian ini menunjukkan perlunya memperhatikan efek jangka panjang dari diskriminasi perumahan tersebut. Diskusi mengenai langkah-langkah pencegahan serta perawatan yang lebih baik untuk kelompok ini menjadi penting bagi kesehatan masyarakat di masa mendatang.
Sumber Asli: www.healthday.com