Laporan SRBWI dan Human Rights Watch mengungkap kegagalan pemerintah Mississippi dalam melindungi perempuan kulit hitam dari kematian akibat kanker serviks. Data menunjukkan tingginya tingkat tidak terjamin asuransi kesehatan di antara perempuan, serta kurangnya akses ke layanan kesehatan di daerah rural. Kesenjangan ini berkontribusi pada tingkat kematian kanker serviks yang signifikan lebih tinggi bagi perempuan kulit hitam di Mississippi.
Laporan dari Southern Rural Black Women’s Initiative for Economic and Social Justice (SRBWI) dan Human Rights Watch menegaskan bahwa pemerintah Mississippi dan federal gagal melindungi perempuan kulit hitam dari kematian akibat kanker serviks di wilayah Delta Mississippi yang terpencil. Laporan tersebut mencatat bahwa ada “perbedaan mencolok dalam tingkat kematian kanker serviks” di AS, terutama bagi perempuan berkulit hitam yang tidak memiliki akses memadai terhadap layanan kesehatan.
Menurut laporan tersebut, 10,8 persen populasi Mississippi tidak memiliki asuransi kesehatan pada tahun 2022, dengan 18 persen perempuan tidak terjamin asuransinya pada tahun 2023. Negara bagian ini belum memperluas Medicaid untuk menutupi orang dewasa dengan pendapatan di bawah 138 persen, yang mengakibatkan berkurangnya akses ke rumah sakit dan kekurangan tenaga medis, terutama di daerah terpencil.
Kemungkinan besar perempuan kulit hitam didiagnosis kanker serviks pada tahap lanjut, dengan tingkat kematian yang 65 persen lebih tinggi daripada perempuan kulit putih. Pada tahun 2024, Mississippi memiliki proporsi populasi kulit hitam tertinggi tetapi tetap memiliki akses kesehatan yang paling buruk dan tingkat kemiskinan yang tinggi.
Akses layanan kesehatan yang buruk dan kemiskinan yang tinggi mendorong tingginya angka kematian akibat kanker serviks. Dengan satu dari lima penduduk Mississippi hidup dalam kemiskinan, faktor sejarah seperti hukum Jim Crow dan segregasi rasial masih berdampak hingga kini, menjadikan situasi perempuan kulit hitam semakin parah.
Kanker serviks menjadi penyebab kematian yang umum di kalangan wanita Amerika, dengan 4.320 wanita meninggal akibatnya setiap tahun. Penelitian menunjukkan bahwa Mississippi menduduki peringkat terendah dalam kesehatan wanita, terutama bagi komunitas kulit hitam akibat faktor ekonomi, sejarah diskriminasi, dan akses kesehatan yang minim. Kardiolog dan spesialis obstetri sangat diperlukan untuk membantu diagnosis dan pengobatan awal, namun ketersediaan terbatas di kawasan rural seperti Delta Mississippi berkontribusi terhadap tingginya angka kematian.
Pemerintah Mississippi dan federal diharapkan lebih siap menangani isu kesenjangan kesehatan. Upaya untuk memperluas Medicaid dan meningkatkan akses ke layanan kesehatan harus diprioritaskan untuk membantu perempuan kulit hitam yang berisiko tinggi mengalami kanker serviks. Dengan mengatasi kesenjangan ini, diharapkan tingkat kematian dapat berkurang di antara populasi yang paling rentan.
Sumber Asli: www.jurist.org