Negara-negara berpendapatan tinggi memiliki akses yang lebih baik terhadap perawatan kanker, sedangkan negara-negara berpendapatan rendah sering kali kekurangan obat esensial. Survei ESMO menunjukkan bahwa banyak obat kanker tetap tidak terjangkau. Meskipun ada kemajuan di beberapa negara menengah, kesenjangan yang signifikan tetap ada. Kazakhstan menunjukkan contoh positif dengan investasi dalam kesehatan publik.
Negara-negara dengan pendapatan tinggi memiliki akses yang lebih baik terhadap perawatan kanker yang inovatif dibandingkan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Menurut temuan dari European Society of Medical Oncology (ESMO), di hampir separuh negara berpendapatan rendah dan menengah, obat kanker yang dianggap esensial oleh WHO masih sulit diakses maupun terjangkau. Survei ESMO menunjukkan adanya ketidaksetaraan signifikan dalam akses pengobatan kanker, bahkan saat ada beberapa kemajuan di negara-negara tertentu.
ESMO melakukan survei terhadap 317 partisipan dari 126 negara yang meliputi dokter onkologi, apoteker, dan pejabat regulasi untuk menilai ketersediaan dan biaya obat kanker. Temuan menunjukkan bahwa sebagian besar terapi kemoterapi dan hormonal tersedia di negara-negara berpendapatan tinggi, tetapi masih mahal bagi pasien di negara berpendapatan rendah. Disparitas ini terlihat lebih mencolok pada obat-obatan terbaru dan mahal seperti imunomodulator dan terapi yang ditargetkan.
Meskipun ada kemajuan dalam akses pengobatan di beberapa negara berpendapatan menengah atas, jalan menuju kesetaraan sejati masih panjang. Negara seperti Argentina, Brasil, dan Kazakhstan menunjukkan peningkatan dalam akses dan cakupan obat-obatan kanker. Namun, kondisi ini juga dipengaruhi oleh dampak COVID-19 yang mempengaruhi perawatan kanker secara keseluruhan.
Kazakhstan merupakan contoh positif dengan komitmen terhadap kesehatan publik universal. Menurut Dario Trapani, pengembangan strategi akses seharusnya menekankan pada nilai terapeutik dan keberlanjutan terapi. Agar program perawatan kanker efektif, perlu kolaborasi dalam merancang kebijakan kesehatan yang memprioritaskan akses dan nilai pengobatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, akses terhadap pengobatan kanker telah menjadi isu global. Meskipun beberapa kemajuan tercatat, perbedaan yang tajam dalam ketersediaan dan biaya obat kanker antara negara kaya dan negara berkembang tetap ada. WHO memperbarui Daftar Obat Esensial secara berkala, dan banyak negara berpendapatan rendah masih belum mengakses obat-obatan esensial ini, yang berpengaruh pada hasil kesehatan kanker secara keseluruhan.
Ketidaksetaraan dalam akses perawatan kanker tetap menjadi masalah utama di banyak negara. Meskipun ada kemajuan, terutama di negara-negara berpendapatan menengah atas, upaya lebih lanjut diperlukan untuk memastikan semua pasien memiliki akses yang setara terhadap pengobatan yang mereka butuhkan. Kerjasama global dan fokus pada kebijakan kesehatan yang berkelanjutan akan menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.
Sumber Asli: www.medscape.com