Penelitian baru dari MD Anderson Cancer Center menemukan regimen pengobatan kombinasi yang lebih efektif untuk pasien kanker kolorektal dengan mutasi BRAF V600E. Dengan kombinasi mFOLFOX6, encorafenib, dan cetuximab, pasien menunjukkan rasio respons lebih tinggi dibandingkan dengan kemoterapi standar. Ini dapat menetapkan pengobatan baru sebagai standar dalam pengobatan kanker tersebut.
Penelitian yang dipimpin oleh The University of Texas MD Anderson Cancer Center telah mengidentifikasi regimen pengobatan baru yang mengombinasikan kemoterapi dengan terapi target untuk meningkatkan rasio respons pada kanker kolorektal metastatik (mCRC) yang sulit diobati dengan mutasi BRAF V600E. Regimen ini melibatkan kemoterapi bersamaan dengan oxaliplatin, leucovorin, dan 5-fluorouracil (mFOLFOX6), bersama dengan inhibitor BRAF encorafenib dan inhibitor EGFR cetuximab.
Setiap tahun, lebih dari 150.000 orang didiagnosis menderita kanker kolorektal, menjadikannya kanker paling umum keempat di AS. Mutasi BRAF terjadi pada 8-12% kasus dan terkait dengan pertumbuhan tumor yang agresif. Menurut Dr. Scott Kopetz, subtipe BRAF V600E memiliki prognosis buruk dan tidak merespon dengan baik terhadap terapi tradisional.
STUDY BREAKWATER telah melibatkan 480 pasien dengan penyakit metastatik stadium IV dan mutasi BRAF V600E. Pasien dibagi dua kelompok; satu mendapatkan kombinasi encorafenib dan cetuximab bersama dengan mFOLFOX6, sedangkan yang lain mendapatkan kemoterapi standar. Hasil menunjukkan rasio respons objektif lebih tinggi di kelompok kombinasi (60,9%) dibandingkan dengan kelompok kemoterapi standar (40,0%).
Durasi respons rata-rata pada kelompok pengobatan kombinasi adalah 13,9 bulan dibandingkan dengan 11,1 bulan pada kelompok kontrol. Meskipun ada perbedaan angka kematian, tidak mencapai signifikansi statistik. Follow-up sedang berlangsung, dan data untuk kelangsungan hidup tanpa progresi akan dinilai pada fase berikutnya. Kopetz menekankan bahwa kombinasi upfront ini lebih baik dibandingkan pengobatan berurutan.
Kumpulan data ini menjadi salah satu yang pertama yang memanfaatkan Project FrontRunner dari FDA, yang bertujuan mengevaluasi terapi dalam pengaturan klinis yang lebih awal. Hasil tersebut mendukung persetujuan cepat kombinasi encorafenib, cetuximab, dan mFOLFOX6 oleh FDA pada Desember 2024. Kopetz menggarisbawahi pentingnya identifikasi cepat subtipe molekuler kanker kolorektal untuk mengoptimalkan strategi pengobatan.
Kanker kolorektal adalah salah satu jenis kanker paling umum, dengan lebih dari 150.000 kasus baru setiap tahun di AS. Dalam konteks ini, mempelajari mutasi genetik seperti BRAF V600E menjadi penting karena mempengaruhi respon terhadap pengobatan. Dengan pengembangan regimen baru yang menggabungkan terapi target dengan kemoterapi, penelitian ini berupaya memperbaiki prognosis dan rasio respons pada pasien dengan kanker ini.
Penelitian ini merekomendasikan kombinasi kemoterapi dan terapi target sebagai pengobatan standar baru untuk pasien kanker kolorektal metastatik BRAF V600E. Hasil menunjukkan rasio respons yang lebih tinggi dan durasi respons yang lebih baik dibandingkan dengan kemoterapi standar. Proses diagnosis cepat untuk mengidentifikasi mutasi BRAF juga dianggap penting bagi strategi pengobatan yang optimal.
Sumber Asli: www.insideprecisionmedicine.com