Kematian akibat kanker paru-paru di AS menurun sejak skrining diperkenalkan, namun masih menjadi penyebab utama kematian. Hanya 20% dari yang memenuhi kriteria menjalani skrining, dan perlu dilakukan setiap tahun untuk deteksi awal. Selain merokok, faktor lain seperti radon dan COPD juga meningkatkan risiko.
Sejak disetujuinya tes skrining 10 tahun lalu, kematian akibat kanker paru-paru di AS telah menurun, tetapi kanker paru-paru tetap menjadi penyebab utama kematian akibat kanker. Dr. Neville Irani dari SSM Health menyatakan bahwa targetnya adalah menurunkan kematian menjadi kisaran 40.000 hingga 50.000 per tahun. Sekitar 158.000 kematian tiap tahun terjadi sebelum skrining, tetapi kini jumlahnya turun menjadi sekitar 125.000. Sementara angka-angka ini menunjukkan perbaikan, hanya 20 persen dari 600.000 orang yang memenuhi syarat di Missouri yang menjalani skrining. Tes CT low-dose dianggap mudah dan tidak menyakitkan, memakan waktu hanya lima menit. Saat ini, batas kelayakan adalah bagi mereka yang telah merokok rata-rata satu bungkus sehari selama 20 tahun, berusia 50-77 tahun. Skrining tahunan diperlukan untuk mendeteksi kanker paru-paru lebih awal. Dr. Irani juga menggarisbawahi bahwa 40 persen kasus kanker paru-paru tidak memenuhi kriteria kelayakan saat ini, meskipun terdapat faktor risiko lain seperti paparan radon dan COPD.
Lung cancer screening, khususnya dengan menggunakan low-dose CT scan, telah terbukti efektif dalam menurunkan angka kematian akibat kanker paru-paru. Dengan kelebihan dari prosedur ini yang cepat dan minim rasa sakit, sangat penting bagi individu yang berisiko untuk menjadwalkan skrining tahunan. Sayangnya, tingkat kepatuhan terhadap skrining ini masih sangat rendah, padahal kanker paru-paru adalah yang paling mematikan di negara ini. Beberapa faktor risiko lainnya juga perlu diperhatikan dalam menentukan siapa yang seharusnya mendapatkan skrining ini.
Meskipun kematian akibat kanker paru-paru telah menurun berkat skrining, kanker ini masih menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di AS. Dengan meningkatnya awareness mengenai skrining tahunan, diharapkan lebih banyak individu yang memenuhi syarat untuk memanfaatkan tes ini. Penting untuk memperluas kriteria kelayakan untuk menyertakan lebih banyak orang, terutama yang memiliki faktor risiko lain.
Sumber Asli: krcgtv.com