Peneliti di Institute of Science Tokyo mengembangkan teknologi berbasis nanowire untuk mendeteksi miRNA kanker dalam urine. Dengan menggunakan teknik ekstraksi dan machine learning, mereka berhasil mengidentifikasi ensemble miRNA urin yang dapat membedakan pasien kanker dan non-kanker, serta mendeteksi kanker stadium-I. Ini berpotensi menjadi alat diagnostik non-invasif untuk kanker dini.
Teknologi berbasis nanowire yang dikembangkan oleh tim peneliti di Institute of Science Tokyo dipimpin oleh Profesor Takao Yasui, berfokus pada deteksi miRNA terkait kanker dalam urine. Dalam penelitian ini, miRNA yang beredar dianggap sebagai biomarker kanker awal, tetapi identifikasinya di darah dan cairan tubuh lain sulit dilakukan. Tim ini menggunakan nanowire oksida seng untuk menangkap miRNA dalam urin dan mengaplikasikan analisis machine learning untuk meningkatkan akurasi deteksi.
Mereka melakukan ekstraksi miRNA dari vesikel ekstraseluler di urine menggunakan nanowire dan teknologi microarray untuk mengidentifikasi urutan gen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miRNA dapat tertangkap secara efisien, dengan 2.486 spesies miRNA terdeteksi pada 200 sampel urine. Dari 2.000 spesies yang ditemukan, peneliti percaya sebagian besar miRNA dalam darah juga bisa dipindahkan ke urine saat proses filtrasi di ginjal.
Dengan menggunakan klasifikasi regresi logistik melalui machine learning, para peneliti berhasil mengidentifikasi ensemble miRNA urin yang terkait dengan kanker paru. Salah satu ensemble yang diidentifikasi dapat membedakan antara subjek kanker dan non-kanker dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi. Ini menunjukkan potensi miRNA urin untuk digunakan dalam deteksi kanker dini.
Professor Yasui juga mencatat bahwa mereka menemukan ensemble miRNA yang dapat dengan akurat mendeteksi kanker paru stadium-I, menandakan ini sebagai alat deteksi non-invasif yang berpotensi. Penelitian ini memberikan harapan baru dalam diagnosis kanker yang lebih baik dengan penggunaan biomarker dari urine, yang mengarah ke fitur prognostik lebih jelas untuk pasien.
Penyakit kanker memiliki tingkat kematian yang tinggi, didorong oleh penundaan dalam diagnosis. Deteksi dini kanker penting untuk meningkatkan hasil pengobatan pasien. MiRNA adalah biomarker yang menjanjikan, tetapi sulit untuk dideteksi di dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Oleh karena itu, penelitian baru yang memanfaatkan nanowire untuk mengekstrak miRNA dari urine memberikan potensi signifikan dalam diagnosis kanker tahap awal.
Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi nanowire untuk ekstraksi miRNA dari urine bisa menjadi alat diagnostik baru yang efektif untuk kanker. Temuan menunjukkan kepastian tinggi dalam membedakan subjek kanker dari non-kanker dan menunjukkan potensi untuk mendeteksi kanker stadium awal. Pendekatan ini bisa merevolusi cara kita mendeteksi kanker, memberikan kemungkinan pengobatan yang lebih baik di masa depan.
Sumber Asli: www.news-medical.net