Dukungan Baru Data untuk Pengobatan Berbasis ctDNA pada Kanker Kolorektal

Dua studi besar di ASCO 2025 menunjukkan nilai diagnostik ctDNA dalam pengelolaan kanker kolorektal (CRC) awal. Studi BESPOKE CRC menyoroti relevansi ctDNA dalam memandu keputusan terapi adjuvan. Sementara analisis CALGB/SWOG 80702 menemukan bahwa ctDNA-positif mungkin mendapat manfaat dari celecoxib. Tantangan tetap ada dalam penerapan ctDNA, memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Data terbaru dari dua studi besar yang dipresentasikan di Simposium Kanker Gastrointestinal ASCO 2025 menunjukkan pentingnya pengujian DNA tumor sirkulasi (ctDNA) dalam kanker kolorektal (CRC) tahap awal. Studi BESPOKE CRC dan analisis CALGB/SWOG 80702 menggunakan pengujian ctDNA berbasis tumor untuk mengevaluasi penyakit residu molekuler (MRD) dan implikasinya terhadap hasil pasien. Menurut Richard D. Kim, MD, ctDNA-MRD testing adalah prognostik untuk kekambuhan dan dapat memprediksi terapi adjuvan pada kanker kolorektal tahap II dan III.

Studi BESPOKE CRC yang melibatkan 1166 pasien menemukan rasio positif ctDNA lebih tinggi pada pasien tahap III (28.5%) dibandingkan tahap II (7.5%). Sebanyak 16% dokter onkologi melaporkan bahwa hasil ctDNA pasca operasi memengaruhi rencana pengobatan adjuvan mereka. Pasien ctDNA-positif memiliki tingkat kelangsungan hidup bebas penyakit yang lebih rendah dibandingkan pascaumen ctDNA-negatif, menunjukkan prognostik negatif dari hasil positif.

Dalam studi CALGB/SWOG 80702, analisis ctDNA pada 1011 pasien menunjukkan bahwa pasien ctDNA-positif mendapat manfaat dari penambahan celecoxib ke pengobatan FOLFOX, dengan data menunjukkan kelangsungan hidup bebas penyakit 3 tahun yang lebih baik dibandingkan plasebo. Kim menyebutkan hasil ini menarik, meski menekankan bahwa perbedaan tersebut mungkin disebabkan oleh peluang.

Meskipun ctDNA menunjukkan potensi besar, Kim menggarisbawahi tantangan dalam penerapannya, termasuk biaya tinggi dan ketersediaan terbatas. Ongoing trials akan menentukan kemungkinan penyesuaian pengobatan berdasarkan hasil ctDNA. Diharapkan ke depan, pengujian ctDNA akan menjadi pilar perawatan pascaoperasi, namun masih perlu buktikan dari studi yang lebih besar.

Studi BESPOKE CRC didanai secara independen, sedangkan studi CALGB/SWOG 80702 didanai oleh National Cancer Institute dan lembaga lainnya. Melalui penelitian lebih lanjut dan pengalaman praktis, penggunaan rutin ctDNA akan lebih jelas di masa mendatang.

Kanker kolorektal (CRC) adalah salah satu jenis kanker yang umum, dan manajemen pascaoperasi seringkali mencakup evaluasi risiko kekambuhan. Pengujian DNA tumor sirkulasi (ctDNA) menawarkan pendekatan baru untuk memantau pasien melalui evaluasi molekuler untuk mendeteksi sisa penyakit. Data baru dari studi besar memberikan wawasan tentang bagaimana ctDNA bisa digunakan dalam membuat keputusan terapeutik yang lebih personal dan tepat.

Penelitian terbaru menunjukkan potensi ctDNA sebagai alat untuk memprediksi kekambuhan dan memandu pengobatan adjuvan pada pasien kanker kolorektal. ctDNA-positif memiliki prognosis yang lebih buruk, sementara ada potensi manfaat dari penambahan celecoxib untuk pasien ctDNA-positif. Walau tantangan dalam penerapan dan biaya tinggi ada, studi lebih lanjut diperlukan untuk menguatkan posisi ctDNA dalam praktik klinis.

Sumber Asli: www.medscape.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *