Penelitian dari Karolinska Institutet mengungkapkan bahwa sistem kekebalan anak bereaksi berbeda terhadap imunoterapi dibandingkan orang dewasa. Tumor anak lebih sulit dikenali oleh sistem kekebalan, mengakibatkan rendahnya efektivitas imunoterapi. Hasil ini mendorong penelitian untuk mengembangkan pengobatan presisi yang lebih cocok untuk anak-anak dengan kanker.
Penelitian terbaru dari Karolinska Institutet menunjukkan bahwa sistem kekebalan anak merespons imunoterapi kanker secara berbeda dibandingkan orang dewasa. Tumor pada anak-anak sering kali dapat menghindari deteksi oleh sistem kekebalan, menjelaskan mengapa banyak imunoterapi yang ada kurang efektif. Penemuan ini diharapkan dapat meningkatkan perawatan kanker pediatrik dan mengarah pada pengobatan presisi yang disesuaikan dengan lanskap imun unik pada pasien muda.
Kanker merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit pada anak, dengan perkiraan 15.780 anak didiagnosis kanker setiap tahun di AS. Meskipun kemajuan terapi telah meningkatkan tingkat kel存an lima tahun hampir 80%, banyak pasien, terutama dengan tumor padat, mengalami hasil yang buruk. Perawatan yang ada, seperti operasi dan kemoterapi, dapat menimbulkan efek samping jangka panjang, seperti kerusakan jantung.
Imunoterapi telah menjadi terobosan dalam pengobatan berbagai jenis kanker, tetapi sedikit anak yang mendapat manfaat dari terapi ini. Menurut para peneliti, perbedaan dalam respons imun anti-tumor antara anak-anak dan orang dewasa merupakan faktor signifikan dalam rendahnya respons terhadap imunoterapi pada anak. Mereka menyerukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana sistem kekebalan anak diaktifkan dan diatur.
Berdasarkan analisis sistemik dari respons imun pada 191 anak dengan tumor padat yang bervariasi, faktor seperti usia, jenis tumor, dan lingkungan jaringan memengaruhi respons imun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumor anak umumnya kurang inflamasi dan memiliki lebih sedikit mutasi, sehingga tampak kurang asing bagi sistem kekebalan.
“Anak-anak memiliki tumor yang lebih sedikit peradangan dan lebih sedikit mutasi, sehingga tumor mereka tidak dihadapi secara agresif oleh sistem kekebalan,” kata Petter Brodin dari Karolinska Institutet. Dengan memahami interaksi sistem kekebalan anak dengan tumor, peneliti dapat mengembangkan imunoterapi yang ditargetkan untuk meningkatkan aktivasi kekebalan dan hasil perawatan.
Anak-anak dan orang dewasa menunjukkan perbedaan signifikan dalam respons sistem kekebalan terhadap kanker. Penelitian ini menggali bagaimana faktor-faktor seperti beban mutasi dan lingkungan jaringan tumor berkontribusi terhadap efektivitas imunoterapi. Pengetahuan ini penting untuk mengembangkan terapi baru yang lebih sesuai dengan karakteristik imun anak, yang berbeda dengan orang dewasa.
Penelitian menunjukan bahwa perbedaan dalam respons kekebalan antara anak dan dewasa berkontribusi pada efektivitas imunoterapi yang berbeda. Kanker pada anak cenderung memiliki lebih sedikit mutasi, dan tumor mereka kurang dikenali oleh sistem kekebalan. Akan tetapi, dengan pendekatan berbasis presisi, ada potensi untuk meningkatkan hasil pengobatan bagi pasien muda di masa depan.
Sumber Asli: www.pharmacytimes.com