Dr. Kanwal P.S. Raghav mendemonstrasikan potensi ABBV-400 dalam pengobatan kanker kolorektal metastatik yang telah diobati sebelumnya. Studi fase 2 menunjukkan bahwa kombinasi dengan fluorouracil dan bevacizumab bisa efektif, walau data tentang subpopulasi pasien masih dibutuhkan. Selain itu, ekspresi MET berpotensi memprediksi respons terhadap pengobatan, terutama dalam studi ini dan penelitian terkait lainnya.
Dalam Simposium Kanker Gastrointestinal 2025, Dr. Kanwal P.S. Raghav membahas fase 2 studi (NCT06107413) yang menguji ABBV-400 bersamaan dengan fluorouracil, folinic acid, dan bevacizumab (Avastin) pada pasien kanker kolorektal metastatik sebelumnya telah diobati. Raghav, yang merupakan profesor di UT MD Anderson Cancer Center, menekankan bahwa kombinasi ini digunakan karena efek inhibitor VEGF dari bevacizumab dan keunggulan fluorouracil dalam vaksin aditif. Sementara itu, data mengenai spesifik subpopulasi pasien belum tersedia, ada harapan dari studi fase 1 (NCT05029882) bahwa ekspresi MET dapat menunjukkan respon terhadap pengobatan.
Raghav menjelaskan bahwa penggunaan bevacizumab sebagai mitra logis sudah terbukti efektif dalam menghambat VEGF pada kanker kolorektal. Fluorouracil dipilih karena kemampuannya dalam mendukung vaksin aditif. Dia menekankan bahwa saat ini tidak ada data yang menunjukkan subkelompok pasien yang mendapat keuntungan lebih dari terapi ini, meski ada indikasi ekspresi MET dapat membedakan responden dari non-responden dalam penelitian sebelumnya.
Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker dengan insidensi tinggi. Terapi kombinasi yang melibatkan berbagai obat seperti fluorouracil, folinic acid, dan anit body monoclonal seperti bevacizumab, sering digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan. Dalam konteks ini, penelitian ini berfokus pada penggunaan ABBV-400 dalam pengobatan pasien yang telah menjalani terapi sebelumnya, bertujuan untuk mengeksplorasi potensi respons terhadap terapi.
Hasil awal dari studi menunjukkan harapan untuk penggunaan ABBV-400 dalam kombinasi dengan pengobatan standar pada pasien kanker kolorektal metastatik. Pentingnya ekspresi MET dalam memprediksi respon dapat menjadi fokus penelitian lebih lanjut. Namun, masih diperlukan data lebih lanjut terkait spesifik subpopulasi pasien untuk mengoptimalkan pengobatan di masa depan.
Sumber Asli: www.cancernetwork.com