Eksplorasi Tislelizumab dan Zolbetuximab dalam Kanker Lambung

Diskusi tentang pengobatan kanker lambung berfokus pada integrasi tislelizumab dan zolbetuximab, serta potensi biomarker baru. Para ahli menyoroti tantangan dalam mengurangi kemoterapi dan pentingnya kolaborasi dalam terapi dengan kemoterapi tradisional. Penggunaan agen seperti ADC dan zanidatamab juga menjadi sorotan.

Diskusi meja bundar yang dipimpin oleh Dr. Nataliya Uboha membahas pertimbangan pengobatan terkini untuk kanker lambung, GEJC, dan ESCC, serta data uji klinis dari Simposium Kanker Pencernaan ASCO 2025. Dalam segmen keempat, panel mencermati integrasi tislelizumab dalam terapi yang sudah ada, peran zolbetuximab untuk pasien positif Claudin, biomarker baru, dan tantangan dalam mengurangi ketergantungan pada kemoterapi.

Dr. Kamath menjelaskan bahwa meskipun data dan profil toksisitas tislelizumab mirip dengan inhibitor PD-1 lainnya, keputusan terapi mungkin tergantung pada biaya dan aksesibilitas. Ia percaya bahwa jika tislelizumab lebih terjangkau, penggunaannya akan meningkat. Dr. Kim menyoroti potensi kombinasi tislelizumab dengan strategi baru yang sedang dieksplorasi.

Ketika membahas zolbetuximab, Dr. Kamath menyatakan bahwa 15-20% pasien dapat mengalam PD-1 CPS positif sekaligus Claudin-positif. Ia lebih memilih kombinasi terapi imun untuk meningkatkan potensi kelangsungan hidup jangka panjang dan mengurangi efek samping yang menyakitkan dari zolbetuximab.

Diskusi berlanjut ke antobodi FGFR2B yang menjanjikan, dengan Dr. Wainberg mengungkapkan hasil fase dua yang positif dan fase tiga yang sudah terisi penuh. Ia menyampaikan bahwa sekitar 20% kanker lambung metastatik HER2-negatif memiliki ekspresi FGFR2B, menandakan pemanfaatan yang luas di populasi.

Dr. Uboha menekankan bahwa saat ini kemoterapi masih diperlukan karena agen baru belum cukup efektif untuk menghilangkan kebutuhan kemoterapi. Dr. Kim dan Dr. Kamath juga mengungkapkan pandangan mengenai penggunaan ADC sebagai alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada 5-FU dan oxaliplatin. Diskusi juga mengenai zanidatamab yang telah menyelesaikan studi fase tiga menyoroti potensi dan tantangan dari pengobatan ini.

Artikel ini menyajikan hasil diskusi di antara para ahli mengenai terapi terkini dan perkembangan penelitian dalam pengobatan kanker lambung, termasuk area-area seperti penggunaan tislelizumab dan zolbetuximab. Dalam diskusi, aspek biaya, aksesibilitas, biomarker, dan tantangan dalam pengurangan terapi kemoterapi menjadi fokus utama, serta bagaimana inovasi seperti ADC dan zanidatamab berpotensi memainkan peran penting.

Dalam pertemuan ini, para ahli menekankan pentingnya kolaborasi antara pengobatan baru dan kemoterapi tradisional, serta penggunaan biomarker untuk memilih terapi yang paling efektif. Zolbetuximab dan tislelizumab muncul sebagai terapi menarik, meskipun tantangan tetap ada dalam menentukan terapi yang optimal untuk pasien kanker lambung.

Sumber Asli: www.docwirenews.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *