Sebuah studi UCLA menemukan, pria dengan efek samping awal setelah radiasi kanker prostat berisiko lebih tinggi mengalami masalah jangka panjang. Pasien dengan efek samping urin tengah memiliki kemungkinan dua kali lipat untuk mengembangkan komplikasi. Ini menunjukkan pentingnya manajemen awal untuk meningkatkan hasil jangka panjang dan kualitas hidup pasien.
Sebuah studi yang dipimpin oleh UCLA menunjukkan bahwa pria yang menjalani terapi radiasi untuk kanker prostat dan mengalami efek samping dini mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan masalah kesehatan jangka panjang yang serius. Temuan menunjukkan bahwa pasien dengan efek samping urin akut yang sedang dalam tiga bulan pertama setelah radiasi hampir dua kali lebih mungkin mengalami komplikasi urin jangka panjang dibandingkan mereka yang tidak mengalami gejala dini. Demikian pula, pasien dengan efek samping usus awal juga memiliki hampir dua kali lipat risiko masalah usus kronis.
Studi ini, yang diterbitkan dalam Lancet Oncology, menekankan pentingnya strategi pengelolaan toksisitas akut untuk meningkatkan hasil jangka panjang dan kualitas hidup pasien. Dr. Amar Kishan, penulis senior studi ini, menjelaskan bahwa upaya saat ini difokuskan untuk mengurangi risiko toksisitas jangka panjang, seperti kesulitan buang air kecil atau pendarahan rektum. Inovasi, seperti penggunaan margin perawatan yang lebih kecil, dapat membantu mengurangi baik efek awal maupun jangka panjang.
Kanker prostat adalah jenis kanker paling umum di kalangan pria, dengan terapi radiasi sering digunakan untuk mengobati kanker prostat yang terlokalisir. Meskipun terapi ini efektif mengendalikan penyakit, ia dapat merusak jaringan sehat di sekitarnya, menyebabkan efek samping akut dan jangka panjang. Toksisitas akut terjadi selama atau dalam tiga bulan setelah perawatan, sedangkan toksisitas jangka panjang dapat muncul bertahun-tahun kemudian dan berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien.
Penelitian ini menganalisis data dari lebih dari 6.500 pasien untuk memahami hubungan antara efek samping awal dan jangka panjang. Hasil menunjukkan bahwa pasien dengan efek samping awal sedang atau lebih buruk cenderung mengalami efek jangka panjang yang lebih berat. Angka mengalami toksisitas urin bertahan mencapai 12.5% pada yang mengalami efek samping awal, sedangkan toksisitas usus meningkat dari 12.7% menjadi 22.5%.
Dr. John Nikitas, peneliti utama, menekankan pentingnya tindakan yang mengurangi risiko toksisitas awal dan berpotensi memperbaiki hasil jangka panjang. Dengan teknik-teknik baru dalam pengobatan, seperti radiasi terarah dan penyimpanan uretra, ada harapan untuk mengurangi risiko efek samping yang berkepanjangan, meskipun studi lebih lanjut diperlukan untuk menyempurnakan strategi ini.
Studi ini berfokus pada hubungan antara efek samping awal dari terapi radiasi kanker prostat dan komplikasi jangka panjang. Terapi radiasi adalah metode umum dalam pengobatan kanker prostat, yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada jaringan sehat dan berdampak negatif pada kualitas hidup pasien baik dalam jangka pendek maupun panjang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang pengelolaan efek samping serta mengidentifikasi cara untuk meningkatkan hasil bagi pasien.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara efek samping urin dan usus yang muncul lebih awal dengan risiko efek samping yang lebih serius di kemudian hari. Upaya untuk mengurangi efek samping awal dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien setelah terapi radiasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan teknik yang lebih baik dalam pengelolaan efek samping ini.
Sumber Asli: www.newswise.com