Penelitian menunjukkan metabolit rumput laut berpotensi dalam pengobatan kanker serviks. Tiga senyawa, BC008, RL379, dan BC014, dapat menghambat onkoprotein E6. Penelitian ini penting untuk menemukan alternatif pengobatan yang lebih aman dan terjangkau.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa metabolit rumput laut memiliki potensi sebagai pengobatan inovatif untuk kanker serviks, khususnya bagi populasi yang kurang terlayani. Tiga senyawa utama berhasil diidentifikasi—BC008, RL379, dan BC014—yang dapat menghambat onkoprotein E6 terkait kanker serviks, menggunakan metode desain obat berbasis komputer.
Kanker serviks merupakan kanker yang paling umum keempat di antara wanita secara global. Menurut WHO, angka kematiannya diperkirakan akan meningkat hingga 2030, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Pengobatan saat ini memiliki biaya tinggi dan efek samping serius, sehingga diperlukan alternatif yang lebih terjangkau dan efektif.
Penelitian ini dipimpin oleh para peneliti dari Jashore University of Science and Technology dan Taif University, dengan memanfaatkan Seaweed Metabolite Database. Dari 1077 senyawa unik yang dianalisis, screening virtual dan simulasi dinamika molekuler menunjukkan bahwa BC008 memiliki interaksi paling kuat dengan protein E6.
Molekul-molekul ini efektif dalam memblokir fungsi onkoprotein E6 yang penting untuk perkembangan kanker serviks yang berkaitan dengan HPV, penyebab lebih dari 90% kasus kanker serviks. Analisis lebih lanjut menunjukkan sifat ADMET yang baik pada senyawa terpilih, dan tidak ada yang menunjukkan hepatotoksisitas seperti dalam beberapa obat konvensional.
Simulasi dinamika molekuler juga mengkonfirmasi stabilitas senyawa saat berinteraksi dengan protein E6 untuk jangka waktu yang lama. BC008 menunjukkan stabilitas yang signifikan dan energi pengikatan yang baik, menjadikannya kandidat menjanjikan untuk pengobatan kanker serviks.
Para peneliti mencatat bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi landasan pengembangan pengobatan kanker yang inovatif. Temuan ini menunjukkan potensi alga laut sebagai sumber agen anti-kanker alami, yang dapat mengatasi ketidaksetaraan dalam perawatan kesehatan bagi wanita penderita kanker serviks.
Meskipun hasil in silico menjanjikan, masih ada kebutuhan untuk eksplorasi lebih lanjut, termasuk validasi laboratorium dan evaluasi klinis. “Studi kami memberikan wawasan berarti… memberikan harapan melawan kanker serviks,” ungkap para penulis, menunjukkan dampak yang diharapkan dari temuan ini bagi kesehatan wanita secara global.
Proses dari laboratorium ke pengobatan melibatkan langkah-langkah kompleks, termasuk perbaikan kimia senyawa rumput laut, pengujian keamanan dan efikasi, serta uji klinis di kemudian hari. Temuan ini menggarisbawahi potensi besar senyawa alami bioaktif dari organisme laut, menekankan pentingnya penelitian interdisipliner antara biologi komputasi dan kimia medis untuk menginovasi solusi kesehatan.
Kanker serviks adalah masalah kesehatan global yang serius, khususnya bagi wanita. WHO memperkirakan bahwa angka kematiannya akan meningkat, terutama di wilayah dengan akses perawatan kesehatan yang terbatas. Ada kebutuhan mendesak untuk pengobatan baru yang lebih terjangkau, yang dapat menjangkau mereka yang paling membutuhkan, termasuk di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Penelitian ini menunjukkan potensi metabolit rumput laut dalam pengobatan kanker serviks. Dengan mengidentifikasi senyawa-senyawa yang menjanjikan seperti BC008, penelitian ini memberikan harapan untuk pengembangan alternatif pengobatan yang lebih aman dan efektif. Namun, langkah-langkah lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efikasi melalui uji klinis.
Sumber Asli: evrimagaci.org