Penyintas kanker menghadapi berbagai tantangan psikologis dan fisik setelah perawatan, termasuk kecemasan tentang kekambuhan, masalah keuangan, dan social isolation. Penelitian baru dari UAMS mengungkap bahwa banyak penyintas mengalami dampak jangka panjang dari pengobatan. Inisiatif komunitas seperti yang dilakukan DECA chapter BGHS berupaya meningkatkan kesadaran dan dukungan untuk penyintas kanker.
Bertahan hidup setelah kanker menghadirkan tantangan unik bagi para penyintas, melampaui proses pertempuran itu sendiri. Penelitian oleh Universitas Arkansas untuk Ilmu Kedokteran (UAMS) menunjukkan dampak psikologis dan fisik yang kompleks yang dirasakan penyintas. Sekitar 48,4% peserta mengeluhkan kualitas hidup, dengan 39,7% mengantarkan isu pengelolaan efek samping pengobatan.
Penyintas juga mengalami tekanan ekonomi: 6,9% menghadapi beban finansial, dan 4,9% khawatir akan kelanjutan hidup. Penelitian ini menyoroti tantangan psikososial dan fisik, terutama bagi penyintas dari komunitas pedesaan yang kurang akses ke layanan kesehatan.
Kecemasan mengenai kekambuhan kanker juga sangat dirasakan. Seorang penyintas mengungkapkan, “Saya terus khawatir itu akan kembali.” Hal ini mencerminkan beban mental yang dipikul banyak penyintas. Selain itu, banyak penyintas mengalami isolasi sosial, dengan satu peserta mencatat dampak emosional dari diagnosis pada identitas sosial mereka.
Untuk meningkatkan kesadaran akan kanker payudara, DECA chapter Bowling Green High School (BGHS) melakukan inisiatif komunitas. Kampanye “Fight Cancer” mereka meliputi penjualan merchandise dan aktivitas edukasi untuk mendukung penelitian kesehatan kanker.
Pada acara “Pink Out” di pertandingan bola basket pada 28 Januari 2025, peserta didorong untuk mengenakan warna merah muda. Mereka berhasil mengumpulkan lebih dari $2.300 untuk Scott Hamilton CARES Foundation, yang berfokus pada perbaikan perawatan kanker.
Meskipun penelitian tentang kelangsungan hidup kanker masih langka, pentingnya upaya untuk memahami dampak jangka panjang semakin mendesak. American Cancer Society memperkirakan jumlah penyintas kanker akan mencapai 22,2 juta pada 2030.
Penelitian oleh UCLA Health menunjukkan hubungan antara efek samping akut dan konsekuensi jangka panjang untuk pasien kanker prostat. Mereka yang mengalami efek samping urin akut memiliki risiko dua kali lipat mengalami komplikasi serius nantinya.
“Kami bertujuan untuk mengurangi toksisitas jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup,” kata Dr. Amar Kishan. Penelitian ini menekankan pentingnya manajemen efek samping awal untuk mencegah masalah kesehatan kronis di masa depan.
Akhirnya, tantangan multidimensional seperti ketidakpastian emosional, isolasi sosial, dan masalah ekonomi sangat membebani penyintas. Inisiatif seperti yang dilakukan DECA dan hasil studi menjadi tanda semangat penyintas untuk terus melawan.
Penyintas kanker sering menghadapi berbagai tantangan yang kompleks setelah perawatan, termasuk dampak emosional dan fisik yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka. Kebanyakan penyintas merasakan beratnya beban, baik dari sisi psikologis maupun ekonomi, yang tidak hanya muncul selama perawatan, tetapi terus berlanjut setelahnya, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah pedesaan. Kesadaran akan kondisi ini penting untuk mendorong dukungan dan upaya penelitian berkelanjutan yang fokus pada perlunya pendekatan holistik dalam perawatan pasien.
Tantangan yang dihadapi penyintas kanker tidak dapat dianggap sepele, melibatkan perjuangan emosional, fisik, dan sosial yang mendalam. Penelitian terbaru dan inisiatif komunitas menunjukkan pentingnya dukungan jangka panjang bagi para penyintas. Upaya seperti kampanye kesadaran dan penelitian terus diperlukan untuk memperbaiki kondisi dan kualitas hidup para penyintas kanker.
Sumber Asli: evrimagaci.org