Model Komputer Untuk Identifikasi Sel Imun Penyerang Tumor Kanker Paru

Peneliti berhasil mengembangkan model komputer “MANAscore” untuk mengidentifikasi sel imun yang melawan tumor pada pasien kanker paru-paru. Temuan ini mendalami respons terhadap terapi inhibitor checkpoint imun dan menyoroti sel T memori sebagai kunci sukses terapi. Model ini diharapkan menjadi biomarker yang berguna dalam pengobatan kanker.

Peneliti di Johns Hopkins Kimmel Cancer Center dan Bloomberg-Kimmel Institute for Cancer Immunotherapy telah menciptakan model komputer untuk mengidentifikasi sel imun yang melawan tumor pada pasien kanker paru-paru. Dalam studi yang diterbitkan di Nature Communications, mereka memperkenalkan “MANAscore”, yang dapat mengenali sel-sel imun yang menjadi target terapi inhibitor checkpoint imun. Model ini juga mengidentifikasi perbedaan terkait respons pasien terhadap imunoterapi.

Zhen Zeng, Ph.D., penulis utama studi ini, menyatakan pentingnya mengidentifikasi sel-sel yang ditargetkan oleh inhibitor checkpoint imun agar dapat mempelajari mereka lebih lanjut. Ini bisa membantu menemukan biomarker dan target yang lebih baik untuk kombinasi imunoterapi. Keterlibatan T sel, yang diaktifkan oleh inhibitor PD-1, memungkinkan sistem imun pasien untuk melawan kanker lebih efektif, tetapi tidak semua pasien merespon dengan baik terhadap terapi ini.

Inhibitor checkpoint imun, seperti PD-1, adalah terapi revolusioner untuk berbagai jenis kanker. Mereka berfungsi dengan mengaktifkan T sel yang sebelumnya terhambat oleh protein PD-1. Namun, tantangannya adalah memahami mengapa sebagian pasien tidak merespons. Peneliti berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik spesifik sel T yang merespons imunoterapi, sehingga terapi bisa lebih disesuaikan untuk individu.

Studi ini menunjukkan potensi model MANAscore dalam mengidentifikasi sel T yang merespons imunoterapi pada pasien kanker paru-paru. Dengan penggunaan hanya tiga gen, model ini lebih sederhana dan efisien dibandingkan model yang ada. Temuan mengenai sel T memori seperti batang dapat membantu pengembangan terapi yang lebih efektif di masa depan.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *