Seleksi Dry January menarik perhatian banyak orang untuk puasa alkohol dan berfokus pada manfaat kesehatan. Peringatan terbaru oleh mantan Pengawas Jenderal menyoroti hubungan antara konsumsi alkohol dan risiko kanker. Pemilik bar beradaptasi dengan menjual bir non-alkohol, sejalan dengan tren pemuda yang lebih menyukai alternatif tersebut, menciptakan peluang baru dalam industri minuman.
Para peneliti memperkirakan sekitar 25% orang dewasa di AS mengikuti Dry January, bulan tanpa alkohol setelah akhir tahun yang sering dipenuhi pesta. Manfaat kesehatan dari jeda alkohol sementara termasuk kulit yang lebih jelas, tidur lebih baik, hingga penurunan berat badan.
Menjelang Februari, para peserta Dry January mendapat dorongan untuk terus menjauhi alkohol setelah Pengawas Jenderal yang keluar, Vivek Murthy, mengeluarkan peringatan tentang hubungan langsung antara konsumsi alkohol dan risiko kanker, menyebutkan alkohol sebagai penyebab kanker yang dapat dicegah ketiga terbanyak di AS.
Jeanna Rich, ahli diet onkologi bersertifikat, mendukung langkah ini dan mengatakan, “Informasi ini penting untuk masyarakat.” Penelitian menunjukkan bahwa alkohol meningkatkan risiko jenis kanker tertentu, termasuk kanker hati dan payudara, terutama pada wanita, yang didorong oleh peningkatan kadar estrogen akibat alkohol.
Murthy menyarankan penyesuaian panduan konsumsi alkohol sehat, mengurangi jumlah minuman yang dianjurkan menjadi 1-2 gelas per minggu. Ia juga mengusulkan peringatan baru pada kemasan alkohol, meminta tindakan Kongres. Jika kedua ide ini diterapkan, dapat memengaruhi distributor dan pemilik bar.
Jon Kemp, pemilik Kemp’s Upper Tap, beradaptasi dengan menjual bir non-alkohol dan bekerja sama dengan produsen bir kecil. Ia mencatat bahwa generasi muda lebih menyukai alternatif non-alkohol, seiring dengan penurunan konsumsi alkohol di kalangan mereka.
Kemp telah melihat peningkatan penjualan bir non-alkohol setelah keberadaan ganja legal. Tren mocktail juga memudahkan orang untuk bersosialisasi tanpa tekanan minum. Mixologis kini semakin kreatif dengan campuran yang kaya gizi dan rendah gula, menggunakan bahan-bahan seperti jus delima dan rempah-rempah.
Rich menyarankan untuk mempertimbangkan risiko kanker dalam mengonsumsi alkohol dan menekankan bahwa menghindari alkohol sepenuhnya adalah cara paling efektif untuk pencegahan kanker. Namun, penting juga untuk menyeimbangkan nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungan antara alkohol dan risiko kanker semakin mendapat perhatian setelah peringatan dari Otoritas Kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa alkohol dapat meningkatkan risiko kanker, dan penyesuaian panduan konsumsi alkohol mungkin diperlukan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya tersebut. Ini berimplikasi pada industri minuman beralkohol dan tren sosial yang berkembang, di mana orang mencari alternatif non-alkohol untuk bersosialisasi.
Peringatan terbaru tentang risiko kesehatan dari konsumsi alkohol mengarah pada peningkatan kesadaran masyarakat, membuat banyak orang mempertimbangkan dampak alkohol terhadap kesehatan, terutama penyebab kanker. Pemilik bar melakukan penyesuaian dengan menawarkan lebih banyak pilihan non-alkohol, sementara generasi muda beralih ke pilihan itu, menunjukkan perubahan budaya dalam kebiasaan minum. Hal ini menciptakan ruang bagi inovasi dalam industri minuman dan mempromosikan gaya hidup lebih sehat.
Sumber Asli: www.wglt.org