Kanker paru-paru di kalangan perempuan yang tidak merokok meningkat, dengan adenokarsinoma sebagai jenis penyakit utama. Polusi udara dan perubahan genetik menjadi faktor pemicu. Penelitian menunjukkan risiko tinggi terkait kanker ini, terutama di Asia, meski merokok tetap menjadi masalah utama. Regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk mengendalikan penggunaan tembakau.
Laporan terbaru dari Lancet menunjukkan bahwa kanker paru-paru semakin meningkat di kalangan perempuan yang tidak merokok. Kasus nyata seorang wanita berusia 44 tahun dari Pune mengungkapkan bahwa meski tidak pernah merokok, dia didiagnosis dengan kanker paru stadium lanjut akibat mutasi genetik. Epidemi ini semakin terasa, terutama di populasi wanita di Asia, di mana kanker paru-paru sering bersangkutan dengan adenokarsinoma yang berhubungan dengan polusi udara.
Kanker paru-paru kini menjadi penyebab utama morbiditas kanker di seluruh dunia, dengan diperkirakan 2,5 juta orang terdiagnosis pada tahun 2022. Sekitar 908.630 kasus baru pada wanita ditemukan di seluruh dunia, di mana adenokarsinoma menyumbang 59,7% dari total kasus pada perempuan. Penelitian menunjukkan bahwa polusi PM ambien menjadi penyebab signifikan dalam meningkatkan risiko adenokarsinoma di kalangan populasi non-perokok.
Kewaspadaan terhadap faktor risiko non-merokok harus ditingkatkan, termasuk perubahan hormon yang dapat meningkatkan kerentanan kanker, serta polusi lingkungan, seperti radon dan partikel PM 2.5. Di negara berkembang, paparan asap dari aktivitas memasak turut berkontribusi pada peningkatan kanker paru-paru. Meski merokok berkurang, dampak polusi dan kebiasaan memasak tradisional tetap relevan.
Survei sebelumnya menunjukkan bahwa tembakau adalah pemicu kanker yang tidak bisa diabaikan, dengan 14,2% perempuan di Asia Tenggara saat ini masih menggunakan produk tembakau. Meningkatnya penggunaan rokok di kalangan remaja, juga mengkhawatirkan, di mana regulasi yang lemah memberi jalan bagi industri tembakau untuk tetap beroperasi tanpa batas. Lingkungan dan regulasi formal harus diperbaiki untuk mencegah kebiasaan merokok di masa depan.
Kanker paru-paru di kalangan perempuan tidak merokok menjadi isu kesehatan global yang signifikan. Penelitian menunjukkan meningkatnya jumlah kasus adenokarsinoma, yang sering kali berhubungan dengan polusi udara. Meski wanita yang tidak merokok berisiko, perubahan gaya hidup dan paparan lingkungan juga berperan dalam peningkatan angka kejadian penyakit ini. Peningkatan regulasi terhadap produk tembakau sangat diperlukan untuk melindungi generasi mendatang.
Angka kecenderungan kanker paru-paru di kalangan perempuan non-perokok semakin mengkhawatirkan, terutama di Asia. Polusi udara dan perubahan faktor hormon merupakan pemicu yang signifikan. Meski upaya pengendalian tembakau terus dilakukan, tantangan baru muncul, terutama dengan penggunaan produk tembakau yang meningkat. Kesadaran akan risiko kanker paru perlu ditingkatkan, disertai dengan kebijakan yang lebih ketat terkait regulasi tembakau.
Sumber Asli: indianexpress.com