Sekitar 5% kanker dewasa bergantung pada gen PELO untuk bertahan hidup. Mematikan PELO dapat membunuh sel-sel kanker yang memiliki mutasi pada gen FOCAD atau TTC37. Temuan ini menunjukkan PELO sebagai target terapi kanker yang menjanjikan, dengan potensi untuk mengembangkan terapi yang lebih efektif.
Peneliti dari Cancer Dependency Map (DepMap) di Broad Institute MIT dan Harvard serta Columbia University menemukan bahwa sekitar 5% kanker dewasa bergantung pada gen PELO untuk bertahan hidup. Mematikan gen ini dapat membunuh sel kanker tersebut, khususnya pada kanker yang memiliki mutasi di gen FOCAD atau TTC37. Temuan ini, yang dipublikasikan di jurnal Nature, menunjukkan bahwa PELO adalah target terapi yang menjanjikan untuk terapi kanker.
Fokus penelitian adalah pada kanker yang mengalami penghapusan di kromosom 9 pada daerah 9p21.3, ditemukan pada berbagai kanker mematikan seperti kanker otak, kandung kemih, pankreas, esofagus, dan paru-paru. Tim peneliti menganalisis lebih dari 1.200 jalur sel dan menemukan bahwa sel yang memiliki sedikit salinan 9p21.3 mati ketika PELO dinonaktifkan. Mereka menemukan bahwa mutasi pada gen FOCAD meningkatkan ketergantungan sel terhadap PELO.
Lebih lanjut, sel-sel dengan ketidakstabilan mikrosatelit yang tinggi, khususnya yang mengalami mutasi di gen TTC37, juga memiliki sensitifitas terhadap hilangnya PELO. Ini menunjukkan ada dua kelompok pasien yang dapat diuntungkan dari obat yang menargetkan PELO; pasien dengan mutasi FOCAD serta mereka yang memiliki mutasi TTC37, biasanya ditemukan pada kanker kolorektal dan endometrium.
Tim peneliti menyelidiki mengapa mutasi pada FOCAD dan TTC37 meningkatkan ketergantungan sel pada PELO. PELO berfungsi untuk memulai kembali ribosom yang terhenti akibat kesalahan pada urutan mRNA selama produksi protein. Mengingat bahwa FOCAD dan TTC37 merupakan bagian dari kompleks superkiller yang membantu menstabilkan ribosom, sel dengan kadar rendah dari kedua protein ini lebih bergantung pada PELO.
Penelitian ke depan akan fokus pada peran PELO dan kompleks superkiller dalam sel manusia serta menentukan tingkat penghambatan PELO yang dibutuhkan untuk keefektifan terapeutik. Menurut Vazquez, mungkin ada gen lain yang memiliki hubungan sintetik mematikan dengan PELO, yang dapat memperluas jangkauan pasien yang dapat menerima pengobatan.
Temuan ini berpotensi membuka jalan baru dalam pengobatan kanker yang saat ini tidak memiliki terapi efektif. Penelitian ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang ketergantungan genetik sel kanker, yang dapat membantu dalam mengembangkan terapi yang lebih spesifik berdasarkan profil genetik tumor pasien. Memahami sintesis lethality membantu ilmuwan dalam merancang obat yang lebih tepat sasaran untuk masing-masing jenis kanker. Kanker dewasa umumnya sulit diobati, terutama karena adanya keragaman genetik dan ketahanan terhadap terapi yang ada saat ini. Penemuan terbaru dari DepMap ini memberikan harapan baru dengan mengidentifikasi target spesifik yang dapat digunakan untuk pengobatan kanker yang lebih efektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen PELO bisa menjadi target terapi yang menjanjikan untuk kanker dewasa yang memiliki mutasi di gen FOCAD atau TTC37. Pemahaman tentang ketergantungan genetik ini menawarkan pendekatan baru dalam pengobatan kanker, khususnya bagi pasien yang tidak memiliki terapi efektif saat ini. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengobatan di masa depan dan memberikan harapan baru bagi penderita kanker yang tidak terlayani.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com
